KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam langkah strategis yang berani, Starbucks Corp. berhasil meningkatkan nilai sahamnya sebesar 20% pada hari Selasa setelah mengumumkan perekrutan Brian Niccol, mantan CEO Chipotle, sebagai CEO baru. Keputusan ini menandai perubahan penting dalam upaya Starbucks untuk mengatasi penurunan penjualan dan tekanan dari investor aktivis yang menyerukan perubahan di tingkat manajemen.
Brian Niccol: Pemimpin Transformasional di Industri Restoran
Brian Niccol bukanlah sosok asing di industri restoran cepat saji. Selama masa jabatannya sebagai CEO di Chipotle, Niccol dikenal berhasil mengubah nasib perusahaan dari kondisi krisis menjadi salah satu pemimpin di pasar.
Sejak bergabung pada Maret 2018, Niccol memimpin peningkatan luar biasa dalam harga saham Chipotle, mencapai kenaikan sebesar 770%.
Baca Juga: Apa yang Salah Dalam 17 Bulan Laxman Narasimhan Menjabat Sebagai CEO Starbucks? Di bawah kepemimpinannya, pendapatan tahunan perusahaan lebih dari dua kali lipat, mencapai $10,6 miliar pada tahun lalu, dengan pertumbuhan tahunan sebesar 15% meskipun industri restoran cepat saji mengalami perlambatan. Niccol juga dikenal karena keberhasilannya dalam mengatasi masalah keamanan pangan yang menghantam Chipotle sebelum ia mengambil alih. Di tengah tekanan dari investor aktivis seperti Bill Ackman dari Pershing Square Capital, Niccol berhasil memulihkan reputasi dan kinerja keuangan Chipotle, menjadikannya salah satu pemimpin yang paling dihormati di industri ini.
Kepemimpinan Baru di Tengah Kondisi Sulit
Langkah Starbucks merekrut Niccol sebagai CEO baru terjadi setelah masa kepemimpinan Laxman Narasimhan yang kurang menguntungkan. Narasimhan, yang dipilih langsung oleh Howard Schultz sebagai penerusnya, menghadapi berbagai tantangan, termasuk peningkatan persaingan harga dan kesulitan ekonomi di pasar Cina. Selama masa jabatannya, saham Starbucks mengalami penurunan lebih dari 22%, sementara indeks S&P 500 justru naik lebih dari 36% pada periode yang sama. Kritik publik dari Schultz terhadap manajemen perusahaan pada bulan Mei lalu semakin memperburuk situasi, memicu penurunan kepercayaan terhadap kepemimpinan Narasimhan. Namun, pengumuman perekrutan Niccol segera diikuti oleh kenaikan saham Starbucks, hampir menghapus kerugian saham sepanjang tahun ini dan membawa harga saham melampaui angka $90 untuk pertama kalinya sejak awal April.
Strategi Masa Depan: Fokus pada Inovasi dan Budaya Perusahaan
Menurut Michael Halen, seorang analis senior produk konsumen di Bloomberg Intelligence, keputusan untuk merekrut Niccol adalah langkah yang logis. Niccol diperkirakan akan membawa budaya akuntabilitas, transparansi, eksekusi, dan inovasi ke Starbucks. Fokus utamanya dalam jangka pendek kemungkinan adalah mengoptimalkan operasional kafe-kafe Starbucks dan memperbaiki budaya serta relevansi merek perusahaan.
Baca Juga: Starbucks Tunjuk CEO Resto Cepat Saji Chipotle, Brian Niccol jadi CEO Baru Niccol memiliki reputasi sebagai pemimpin yang mampu merespon tekanan dari investor aktivis dan membawa perubahan positif di perusahaan yang dipimpinnya.
Dengan latar belakangnya yang kuat, termasuk pengalamannya di Taco Bell dan Yum Brands, Niccol diharapkan mampu menghadapi tantangan yang dihadapi Starbucks dan memimpin perusahaan menuju kesuksesan yang lebih besar di masa depan.
Transisi Kepemimpinan yang Lancar
Meskipun kehilangan Niccol, Chipotle tampaknya berada dalam posisi yang baik untuk mengelola transisi ini. Scott Boatwright, yang saat ini menjabat sebagai CEO interim, disebut-sebut sebagai kandidat kuat untuk mengisi posisi CEO secara permanen. Selain itu, keputusan CFO Jack Hartung untuk menunda pensiun diyakini akan membantu memuluskan proses transisi kepemimpinan di Chipotle. Chipotle telah membuktikan dirinya sebagai perusahaan yang tangguh, dan dengan tim manajemen yang solid, perusahaan ini diharapkan dapat terus berkembang meskipun tanpa Niccol di pucuk pimpinan.
Editor: Handoyo .