JAKARTA. Sepanjang tahun ini, indeks LQ45 sudah tumbuh 8,84% year-to-date (ytd). Angka ini mengekor pertumbuhan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebesar 8,85% (ytd). Tapi, sejumlah saham di sektor pertambangan dan properti yang menjadi anggota LQ45 cenderung menyusut. Bahkan, saham di dua sektor itu mendominasi daftar saham dengan performa terburuk sepanjang tahun ini. Dari 10 saham LQ45 yang berkinerja terburuk, saham PT PP Properti Tbk (PPRO) menduduki posisi pertama. Saham ini mencatatkan return negatif 36,43%. Saham PPRO, Jumat (21/7) lalu ditutup di Rp 216 per saham.
Saham tambang dan properti masih loyo
JAKARTA. Sepanjang tahun ini, indeks LQ45 sudah tumbuh 8,84% year-to-date (ytd). Angka ini mengekor pertumbuhan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebesar 8,85% (ytd). Tapi, sejumlah saham di sektor pertambangan dan properti yang menjadi anggota LQ45 cenderung menyusut. Bahkan, saham di dua sektor itu mendominasi daftar saham dengan performa terburuk sepanjang tahun ini. Dari 10 saham LQ45 yang berkinerja terburuk, saham PT PP Properti Tbk (PPRO) menduduki posisi pertama. Saham ini mencatatkan return negatif 36,43%. Saham PPRO, Jumat (21/7) lalu ditutup di Rp 216 per saham.