Saham tambang mendominasi penghuni baru indeks LQ45



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) memperbarui daftar penghuni indeks LQ45 untuk periode Agustus 2018 hingga Januari 2019. Ada lima saham yang baru masuk daftar dan lima yang didepak.

Mengutip pengumuman BEI, Rabu (25/7), lima penghuni baru saham terlikuid tersebut antara lain Sentul City (BKSL), Elnusa (ELSA) dan Indah Kiat Pulp & Paper (INKP). Saham Indo Tambangraya Megah (ITMG) dan Medco Energy International (MEDC) juga kembali masuk.

Lalu lima saham yang didepak yaitu Global Mediacom (BMTR), Bumi Resources (BUMI), Hanson International (MYRX), Pakuwon Jati (PWON) dan Trada Alam Minera (TRAM).


Analis Binaartha Parama Sekuritas Muhammad Nafan Aji menilai, lima saham penghuni baru LQ45 memang layak apabila dilihat dari volume transaksi dan likuiditasnya. Dari lima saham yang baru masuk, tiga di antaranya adalah saham pertambangan.

Fundamental emiten tambang bagus, karena harga komoditas dunia cenderung stabil meski ada kenaikan suku bunga Amerika Serikat. "Sejauh ini tingkat suplai komoditas terbatas, tapi demand meningkat," kata Nafan, Rabu (25/7).

Kinerja ekspor sektor pertambangan juga bagus meski saat ini rupiah nilai tukar rupiah tengah melemah. Ini memberi sentimen positif pada pergerakan harga sahamnya.

Menurut William Hartanto, Analis Panin Sekuritas, indeks pertambangan saat ini berlawanan dengan IHSG yang turun. "Artinya saham-saham sektor ini memang paling diminati," ujar dia.

Dua saham lainnya juga memperlihatkan kinerja yang baik. Kata Nafan, INKP masih dalam tren bullish di tengah kenaikan permintaan kertas.Sementara, BKSL meski belakangan turun, tapi sudah mulai rebound. "Volatilitas BKSL cukup besar, karena volumenya tinggi, sehingga menarik untuk trading," imbuh dia.

Nafan merekomendasi beli MEDC, ELSA dan ITMG. Target harga masing-masing Rp 1.200, Rp 420 dan Rp 32.055.

Di antara lima saham tersebut, William menilai, yang paling menarik adalah BKSL, INKP, ITMG dan ELSA. Target harga masing-masing akhir bulan ini Rp 150, Rp 20.000, Rp 27.000 dan Rp 400 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati