Saham Teknologi Sedang Rawan Profit Taking, Ini Saran Untuk Investor



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sempat terbang tinggi, kini saham-saham teknologi mulai berguguran. Hal ini tercermin dari pergerakan indeks IDX Sektor Teknologi yang terkoreksi 0,32% pada Selasa (21/2). 

Meski demikian, indeks kumpulan saham teknologi ini masih menguat 6,78% sepanjang tahun berjalan. Pergerakan itu membuat IDX Sektor Teknologi menjadi indeks tertinggi kedua di Bursa Efek Indonesia. 

Research Analyst Reliance Sekuritas Ayu Dian mencermati, tekanan pada saham-saham teknologi ini merupakan penurunan yang wajar setelah melonjak sejak awal tahun. 


"Para pelaku pasar cenderung sedang profit taking di tengah IDX Sektor Teknologi yang telah naik cukup signifikan sepanjang tahun berjalan ini," kata dia kepada Kontan.co.id, Selasa (21/2). 

Baca Juga: IHSG Melemah 0,31% Selasa (21/2), TLKM, MDKA, BBNI Paling Banyak Net Buy Asing

Meski demikian, pergerakan para saham teknologi akan dibayangi oleh sentimen global. Pelaku pasar tengah mengkhawatirkan kebijakan The Fed yang diperkirakan akan kembali menaikkan suku bunga. 

Pasalnya rilis data inflasi Amerika Serikat pada Januari 2023 berada di level 6,4% secata tahunan dan diikuti kenaikan data non farm payrolls. Kedua data ini membuat investor kembali cemas atas keputusan The Fed.

"Suku bunga tinggi yang akan bertahan lebih lama dari perkiraan, sehingga hal ini menjadi sentimen negatif bagi sektor teknologi," papar Ayu. 

Senada, Research Analyst Infovesta Kapital Advisori Arjun Ajwani runtuhnya saham-saham teknologi juga diwarnai oleh aksi profit taking oleh pelaku pasar setelah di awal tahun ini. Selain itu, sentimen juga datang dari faktor eksternal yang turut menghantui perusahaan teknologi secara global, yakni kenaikan suku bunga The Fed. Sebab, masih banyak perusahaan teknologi mengandalkan pendanaan eksternal. 

Baca Juga: Kinerja Membaik, Penguatan Strategi Bisnis GOTO Dinilai Berjalan Optimal

Pergerakan Indeks IDX sektor Teknologi juga mengikuti pergerakan Nasdaq. Keduanya tengah dalam tren volatilitas yang tinggi pasca kenaikan suku bunga The Fed awal tahun ini. 

"Pengaruh eksternal ini juga berdampak terhadap emiten teknologi domestik. Seperti masih ada banyaknya layoff (PHK) di industri teknologi," papar Arjun. 

Arjun menilai saham-saham sektor teknologi ini masih layak dilirik, tapi volatilitasnya akan tinggi. Untuk itu, dia mengingatkan investor yang ingin masuk saham teknologi harus mengetahui risikonya.

"Bulan lalu itu waktu perfect untuk masuk di sektor teknologi karena investor bisa mengikuti momentum namun saat ini situasinya berubah," tandas Arjun. 

Sementara Ayu menyarankan investor untuk wait and see terlebih dulu untuk saham-saham teknologi. Hal ini mengingat masih tingginya risiko kenaikan oleh suku bunga lanjutan oleh The Fed. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati