Saham telekomunikasi mulai tahan banting



JAKARTA. Di zaman internet, kebutuhan masyarakat mulai bergeser. Kini, komunikasi menjadi salah satu prioritas generasi milenial. Ketergantungan masyarakat terhadap komunikasi turut mendongkrak prospek saham sektor telekomunikasi.

Saham telekomunikasi seperti PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) dan PT XL Axiata Tbk (EXCL) kini dipandang masuk dalam kategori saham defensif. Saham telekomunikasi kini bersanding dengan saham konsumer, termasuk rokok, yang sejak dulu selalu tahan banting kala menghadapi masa sulit.

Pertumbuhannya yang terus positif di tengah gejolak ekonomi dalam beberapa tahun terakhir. Inilah yang membuat Direktur Utama Samuel Asset Management Agus Yanuar menilai, ada pergeseran pada saham defensif. Perusahaan rokok yang biasanya defensif, kini kinerja dan harga sahamnya mulai bergerak turun. Sementara itu, saham sektor telekomunikasi merangsek masuk dalam kategori ini karena ditopang pertumbuhan layanan data.


Managing Director Investa Saran Mandiri Jhon Veter juga sepakat tentang penilaian bahwa saham telekomunikasi masuk kategori saham defensif. Gaya hidup masyarakat kini bergantung pada komunikasi, sehingga tekomunikasi mulai masuk dalam kebutuhan pokok.

"Definisi saham defensif salah satunya terkait kebutuhan pokok manusia, seperti makanan dan minuman yang dipakai sehari-hari. Di zaman modern ini, industri telekomunikasi sudah menjadi salah satu kebutuhan pokok, sehingga tidak aneh jika memasukkan sektor industri ini ke kategori saham defensif," kata Jhon kepada KONTAN, Kamis (10/8).

Saham emiten telekomunikasi pun layak masuk sektor defensif, mengacu pada fundamentalnya. Di tengah kondisi ekonomi yang dibayangi pelemahan daya beli, kinerja saham telekomunikasi konsisten tumbuh.

Permintaan data yang juga bergerak naik menunjukkan sektor telekomunikasi pantas disebut saham defensif. Jhon masih merekomendasikan TLKM untuk saham telekomunikasi, lantaran pertumbuhannya terus bergerak positif di tiap periode.

Adapun saham sektor konsumer yang belakangan ini menunjukkan penurunan kinerja, menurut Jhon, tak serta merta tergusur dari kelompok saham defensif. "Meski sekarang ada pergeseran kebiasaan belanja masyarakat dari toko konvensional ke online, saham-saham konsumer masih tumbuh," kata dia.

Di antara saham konsumer, Jhon merekomendasikan UNVR dan ICBP sebagai saham yang layak dilirik. Namun jika ingin berinvestasi di saham yang kebal pelemahan ekonomi, Jhon masih merekomendasikan TLKM, karena kinerjanya sangat menonjol.

Di sisi lain, analis First Asia Capital David Sutyanto menilai saham telekomunikasi belum bisa masuk kategori defensif. Sebab, pertumbuhan saham seperti TLKM, EXCL dan ISAT sangat terpengaruh perkembangan teknologi, yang bisa dengan mudah mempengaruhi kinerja perusahaan di masa depan.

Ia pun masih merekomendasikan saham defensif dari sektor konsumer yang pantas dilirik, antara lain saham UNVR, KLBF, ICBP, MYOR, dan HOKI. Saham ini diprediksi mampu bertahan dari situasi ekonomi sulit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini