Saham Tesla Meroket! Kemenangan Trump di Pemilu AS Bawa Angin Segar bagi Raksasa EV



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham Tesla melonjak pada Rabu seiring keyakinan investor bahwa produsen kendaraan listrik (EV) ini dan CEO-nya, Elon Musk, akan mendapatkan keuntungan dari kembalinya Donald Trump ke kursi kepresidenan.

Dengan rencana Trump untuk menerapkan tarif tinggi pada impor Cina dan kemungkinan pengurangan subsidi energi alternatif, Tesla berpotensi memperkuat posisinya di pasar.

Dampak Potensial Kebijakan Trump bagi Tesla

Di bawah pemerintahan Trump, industri EV diprediksi akan mengalami perubahan besar, terutama dengan berkurangnya subsidi untuk energi alternatif yang kemungkinan besar akan merugikan produsen EV yang lebih kecil.


Baca Juga: Pertanyaan Elon Musk dalam Setiap Wawancara Kerja untuk Mengenali Pembohong

Selain itu, kebijakan tarif tinggi Trump terhadap produk impor Cina dapat mengurangi persaingan dari EV murah buatan Cina, yang memberikan keuntungan kompetitif bagi Tesla.

Dan Ives, seorang analis dari Wedbush, menyatakan, “Tesla memiliki skala dan jangkauan yang tiada tandingannya. Dinamika ini bisa memberikan Musk dan Tesla keunggulan kompetitif di lingkungan tanpa subsidi EV, ditambah dengan tarif Cina yang lebih tinggi yang akan menjauhkan produsen EV Cina.”

Pada Rabu, saham Tesla melonjak 14,8%, sementara pesaing lainnya mengalami penurunan: saham Nio dari Shanghai turun 5,3%, Rivian jatuh 8,3%, dan Lucid Group turun 5,3%.

Dominasi Pasar EV di Amerika Serikat

Tesla saat ini memegang pangsa pasar EV terbesar di Amerika Serikat, yakni sebesar 48,9% hingga pertengahan 2024 menurut data dari Administrasi Informasi Energi AS.

Keunggulan Tesla di pasar domestik semakin kuat dengan berkurangnya ancaman dari produsen EV luar negeri, terutama dari Cina, seiring dengan kebijakan proteksionisme yang diusung Trump.

Baca Juga: Sosok-Sosok yang Berpotensi Masuk Kabinet Donald Trump

Implikasi Pengurangan Subsidi Energi Bersih

Subsidi untuk energi bersih sebelumnya diatur dalam Undang-Undang Pengurangan Inflasi yang ditandatangani oleh Presiden Joe Biden pada tahun 2022.

Undang-undang ini memberikan kredit pajak bagi konsumen EV dan insentif manufaktur bagi produsen kendaraan listrik.

Namun, jika Trump kembali ke Gedung Putih, ada kemungkinan bahwa kebijakan ini akan diubah atau dihapus, yang dapat memengaruhi pasar EV secara keseluruhan.

Elon Musk, yang merupakan salah satu pendukung terbesar Trump, telah menyumbang setidaknya US$119 juta untuk mendukung kampanye Trump.

Selain itu, Musk berjanji akan menyumbangkan US$1 juta per hari bagi para pemilih yang menandatangani petisi untuk komite aksi politiknya.

Tantangan yang Masih Dihadapi Tesla

Meski mengalami peningkatan saham, Tesla tidak bebas dari tantangan. Sepanjang semester pertama tahun ini, Tesla mengalami penurunan penjualan dan keuntungan. Namun, laba perusahaan naik 17,3% di kuartal ketiga, menandakan potensi pemulihan.

Baca Juga: Karyawan Tesla Berbagi Cerita Horor di Balik Produk Full Self-Driving

Salah satu tantangan besar yang dihadapi Tesla adalah investigasi oleh pemerintah AS terhadap sistem “Full Self-Driving” (FSD) setelah beberapa laporan kecelakaan di kondisi dengan visibilitas rendah, termasuk satu insiden yang melibatkan pejalan kaki.

Penyelidikan ini mencakup sekitar 2,4 juta kendaraan Tesla dari tahun model 2016 hingga 2024.

Bulan lalu, saham Tesla juga turun setelah peluncuran robotaksi yang telah lama ditunggu di studio Hollywood.

Investor kurang puas dengan kemajuan Tesla dalam pengembangan kendaraan otonom, sementara pesaingnya telah mencapai pencapaian signifikan.

Meski ada kekhawatiran tentang keandalan perangkat lunak FSD, saham Tesla secara keseluruhan menunjukkan peningkatan 16,1% sepanjang tahun ini.

Selanjutnya: Moratorium Kenaikan Tarif Cukai Penting untuk Jaga Kelangsungan Industri Tembakau ​

Menarik Dibaca: Hujan Masih Mengguyur, Berikut Prakiraan Cuaca Besok (8/11) di Jawa Barat

Editor: Handoyo .