KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Harga saham produsen mobil listrik Tesla Inc terjun 13,9% menjadi US$ 264,77 pada Jumat (28/9) setelah regulator pasar modal AS, Securities and Exhange Commission (SEC) meminta pendirinya, CEO Elon Musk keluar dari perusahaan. Seorang sumber pada
Bloomberg mengatakan, SEC akhirnya akan memperbolehkan Musk tetap berada di Tesla sebagai CEO, tapi dia akan dikenakan denda antara US$ 5 juta - US$ 10 juta. Begitu juga dengan Tesla akan dijatuhi denda, tapi tak sebesar terhadap Musk. Meski begitu, saham Tesla tetap terjun bebas. Penurunan tajam pada Jumat tersebut menghapus nilai pemegang saham US$ 7,3 miliar. Sepanjang tahun berjalan ini, harga Tesla sudah merosot 15%.
Asal mula sanksi SEC ini adalah ketika Musk memposting di Twitter, akan menjadikan Tesla sebagai perusahaan tertutup. Untuk itu, dia akan membeli saham dari publik US$ 420. Dia pun mengklaim, pendanaan sudah aman. SEC pada Kamis lalu akhirnya mengajukan gugatan, bahwa pernyataan Musk "tak benar dan menyesatkan". SEC menemukan, Musk belum melakukan diskusi apapun dengan pihak manapun yang akan menjadi menjadi sumber dana bagi Tesla
go private. SEC mengakui, Musk pernah bertemu dengan pihak tangan investasi Kerajaan Arab Saudi yaitu ketika Saudi Public Investment melakukan kunjungan ke pabrik Tesla akhir Juli lalu. Tapi, pertemuan yang berlangsung kurang dari satu jam tersebut tak meyakinkan SEC bahwa Musk sudah mendapat jaminan pendanaan dari Saudi Public Investment. Sepanjang tahun ini, Tesla mendapat banyak pukulan. Perbaikan kinerja produsen mobil listrik ini diyakini masih bergantung pada cara Musk menangani masalah. Diperkirakan bangkrut
"Elon adalah Tesla dan Tesla adalah Elon. Sehingga semuanya akan berlangsung baik ketika Elon juga baik, tapi jadi tidak baik ketika ada berita negatif melingkupi Elon," kata Karl Brauer, executive publisher di perusahaan riset kendaraan bermotor Kelley Blue Book seperti dikutip
Reuters, Jumat (27/9). Inilah penyebabnya, kata dia, saham Tesla tersungkur ketika SEC menggugat Musk. Sementara saham Tesla tersungkur kemarin, produsen otomotif General Motors menyalip sebagai pemegang kapitalisasi pasar terbesar untuk sektor otomotif di Amerika Serikat.
General Motors mengakhiri sesi Jumat dengan saham US$ 33,67, memiliki kapitalisasi pasar US$ 47,44 miliar. Sementara Tesla turun menjadi US$ 45,2 miliar. Di posisi ketiga ada Ford dengan market cap sekitar US$ 36,87 miliar. Di tahun ini, mengutip
Business Insider, Tesla dikritik terkait
recall, model X dan S yang hancur fatal ketika terjadi kecelakaan, serta kinerja produksi Model 3 yang tidak menyentuh target. Lembaga pemeringkat Moody's pada Maret lalu menurunkan rating kredit Tesla menjadi B3 dari B2, dengan pertimbangan penjualan yang tak menyentuh target, anggaran belanja besar, serta sumber pendanaan perusahaan. Moody's mengingatkan ada peluang perusahaan ini bisa bangkrut. Namun, Pada 1 April, pada perayaan April Mop, Musk memposting foto
nyleneh dirinya pingsan dengan sepotong kardus bertuliskan "
bankwupt!". Captionnya yang menuliskan, Tesla pun tak berhasil menjual telor paskah, membuat tak nyaman investor, sehingga harga sahamnya pada pembukaan perdagangan 2 April terjun 5,13%. Meskipun keesokan harinya, saham Tesla pulih 5%.
Editor: Sanny Cicilia