Saham Tiga Pilar Sejahtera menyentuh harga terendah dalam 11 tahun



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (TPS Food) kembali bikin heboh pasar. Pada perdagangan pagi, Selasa (26/6), harga saham berkode AISA ini sempat anjlok 18% dari harga pembukaan menjadi Rp 212 per saham. Harga tersebut adalah harga intraday terendah AISA sejak September 2007.

Kiswoyo Adi Joe, Kepala Riset Narada Aset Manajemen, menengarai, sentimen terkait keberlangsungan usaha tersebut yang membuat saham AISA anjlok. "Sehingga, para pelaku pasar melakukan profit taking setelah harga sebelumnya sempat naik," ujar Kiswoyo, Selasa (26/6).

Di hari yang sama, manajemen AISA merilis keterbukaan informasi. Perusahaan barang konsumer ini mengakui jika bisnis perusahaan tengah terseok-seok. "Kondisi keuangan perusahaan tidak sekondusif dahulu kala," ujar Direktur Utama AISA Joko Mogoginta, Selasa (26/6).


Bisnis AISA mulai terganggu sejak salah satu anak usahanya, yakni PT Indo Beras Unggul (IBU), tersangkut kasus pidana. Masalah terus merembet hingga menyebabkan AISA tidak mampu melunasi beberapa kewajiban, salah satunya kewajiban surat utang Rp 900 miliar.

Sejatinya, AISA sempat optimistis proses restrukturisasi utang bisa berjalan. Pemegang obligasi AISA sempat menyetujui memperpanjang jangka waktu pelunasan dari semula jatuh tempo April 2018 menjadi April 2019. Hal ini mempertimbangkan tenggat waktu yang dibutuhkan AISA untuk melakukan divestasi atas segmen bisnis berasnya.

Sayang, rencana divestasi yang diharapkan jadi salah satu sumber pendanaan pelunasan kewajiban AISA tak berjalan lancar. Joko mengaku, divestasi tak berjalan secepat yang dikehendaki. "Tapi, upaya penjualan unit usaha bisnis beras masih tetap berjalan," tegas Joko.

Hindari saham

Penjelasan dari manajemen AISA membuat harga saham emiten ini kembali akrobat. Harga saham produsen makanan ini kembali naik dan sempat mencapai Rp 316 per saham. Saat penutupan perdagangan, saham AISA bertengger di Rp 310 per saham, naik 12,32% dari hari sebelumnya.

Kiswoyo menilai, investor masuk memanfaatkan murahnya saham AISA. "Tapi, kami tidak menyarankan untuk masuk," tegas Kiswoyo.

Kondisi AISA saat ini terbilang sulit. Perusahaan ini belum sepenuhnya memiliki dana untuk melunasi kewajiban. Ia juga menilai AISA akan kesulitan bila ingin melakukan roll over utang, karena kepercayaan investor sudah turun. Terlebih, AISA memperoleh rating idCCC dengan outlook negatif dari Pefindo.

Kiswoyo juga meragukan pemegang saham mayoritas AISA bisa menjadi penyelamat. "Pembayaran divestasi GOLL saja juga belum dilakukan," terang dia.

Seperti diketahui, AISA melepas 78% saham PT Golden Plantation Tbk (GOLL) senilai Rp 521,43 miliar. Pembelinya adalah, PT JOM Prawarsa Indonesia, yang juga masih terafiliasi dengan PT Tiga Pilar Corpora, pemegang saham TPS Food.

Seharusnya, pembayaran dilakukan paling lambat 30 September 2016. Tapi, hingga September 2017 pembayaran belum dilakukan. Sehingga, akhirnya JOM dikenakan denda hingga 10,25% per tahun pendapatan karena keterlambatan tersebut.

"Jangan masuk sebelum ada kejelasan. Utang saja belum bayar. Kalau pun bayar dengan jual aset, apa nilainya cukup?" tutur Kiswoyo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati