Saham TLKM Perlahan Naik Kembali, Simak Prospek dan Rekomendasi dari Analis



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) kembali naik perlahan setelah sempat dominan bergerak di zona merah hingga menyentuh level di bawah Rp 4.000 pada awal Juli 2022. Per Kamis (28/7), harga TLKM ditutup di level Rp 4.240 per saham atau naik 6% dibanding harga per akhir Juni 2022 yang sebesar Rp 4.000 per saham.

Analis MNC Sekuritas Andrew Sebastian Susilo mengatakan, TLKM memiliki prospek yang cerah ke depannya, didorong oleh langkah TLKM untuk fokus menggarap bisnis data center. Mengingat, prospek bisnis data center di Indonesia tergolong bagus sebagai salah satu pangsa pasar internet terbesar di Asia Tenggara.

Kini, TLKM tengah membangun HyperScale Data Center yang rencananya memiliki kapasitas maksimal 75 MegaWatt (MW). Selain itu, TLKM bermitra dengan Singtel untuk bisnis data center regional serta integrasi fixed mobile convergence (FMC) dengan target menjadi pemain data center berskala global.


Lebih lanjut, Andrew memprediksi, kinerja TLKM akan lebih baik pada tahun ini dengan peningkatan pendapatan yang bersumber dari data seluler dan IndiHome.

Baca Juga: Rekomendasi Saham Grup Salim yang Kompak Bagi-Bagi Dividen

"Ditambah juga dengan ekspansi jaringan yang dilakukan oleh TLKM yang tentunya akan mendorong kinerja perusahaan," kata Andrew saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (28/7).

Di sisi lain, hal yang perlu diwaspadai antara lain adalah perang harga antar-operator telekomunikasi, potensi kenaikan suku bunga, serta teknologi 5G yang masih belum maksimal dan membutuhkan belanja modal besar. Saat ini, Andrew menetapkan rekomendasi buy untuk TLKM dengan target harga Rp 4.900 per saham.

Dalam riset tanggal 25 Juli 2022, Analis KB Valbury Sekuritas Devi Harjoto memperkirakan, pendapatan TLKM berpotensi tumbuh 6% year on year (yoy) menjadi Rp 151,56 triliun pada tahun 2022. Kenaikan tersebut didorong oleh pertumbuhan bisnis data, layanan internet dan IT, serta IndiHome.

Akan tetapi, Devi melihat persaingan di segmen seluler akan tetap ketat tahun ini, meskipun ISAT-Hutchison baru saja berkonsolidasi. Untuk menghadapi persaingan ketat di seluler dan layanan legacy yang menurun, Telkomsel memilih untuk tetap relevan, memberikan penawaran yang dipersonalisasi untuk valued customer.

Untuk Indihome, KB Valbury Sekuritas berharap jumlah pelanggan layanan fixed broadband ini dapat tumbuh 10% pada tahun 2022, berkat konsumsi yang lebih baik dan tren aktivitas jarak jauh yang berlanjut.

"TLKM juga berusaha untuk mencari sumber-sumber baru pertumbuhan melalui investasi startup lokal, memanfaatkan pusat data dan infrastruktur cloud yang bernilai lebih tinggi," tutur Devi.

KB Valbury Sekuritas menetapkan rekomendasi buy untuk TLKM dengan target harga Rp 4.850 per saham. Faktor pendukung utamanya adalah kepemimpinan pasar TLKM di segmen seluler dan fixed broadband.

Baca Juga: Simak Prospek dan Rekomendasi Saham TINS di Tengah Larangan Ekspor

Sementara itu, dalam riset tanggal 25 Juli 2022, Analis Samuel Sekuritas Paula Ruth melakukan downgrade atas rekomendasi untuk TLKM dari buy ke hold. Paula menetapkan target harga untuk TLKM di Rp 4.500 per saham, mencerminkan EV/EBITDA 2023 sebesar 7,4x.

Ada sejumlah faktor yang membuat Samuel Sekuritas melakukan downgrade rekomendasi saham TLKM. Pertama, adanya kemungkinan terbatasnya dampak positif dari kombinasi Lebaran dan pemulihan ekonomi di kuartal II-2022.

Paula mengatakan, hal ini mempertimbangkan pandangan ekonom Samuel Sekuritas tentang perlunya waktu sebelum performa sektor-sektor ekonomi tertentu, seperti pariwisata kembali ke level pra-pandemi. Samuel Sekuritas juga mengantisipasi kemungkinan terjadinya sedikit perubahan perilaku pelanggan seluler yang juga berlangganan fixed broadband setelah pandemi.

Mempertimbangkan hal ini, Paula menurunkan prediksi pendapatan TLKM di 2022 sebesar 2% dibandingkan estimasi sebelumnya. Dengan begitu, pendapatan TLKM pada tahun 2022 diperkirakan dapat mencapai Rp 148,21 triliun alias tumbuh 3,5% dari realisasi pendapatan 2021 yang sebesar Rp 143,21 triliun.

Faktor kedua yang menyebabkan downgrade ini adalah terkait waktu yang dibutuhkan untuk mengembangkan bisnis data center. TLKM mengatakan bahwa pihaknya telah menyelesaikan pembangunan tahap pertama Hyperscale Data Center yang memberikan kapasitas tambahan sebesar 22 MW (sekitar 51% lebih tinggi dari tahun 2021).

Meskipun begitu, Samuel Sekuritas memproyeksikan pendapatan data center akan hanya tumbuh sekitar 18% secara CAGR di 2022-2025. Prediksi ini relatif konservatif jika dibandingkan dengan pertumbuhan kapasitasnya yang sekitar 22% CAGR di 2021-2025  menjadi 118 MW.

Faktor ketiga yang menyebabkan downgrade adalah adanya sedikit ketidakpastian pada pertumbuhan laba bersih 2022 secara tahunan akibat pendapatan lain-lain dan efek high-base di 2021.

Baca Juga: Pasang Target Kinerja dan Dividen Lebih Tinggi, Analis Rekomendasikan Beli Saham LPPF

Paula memperkirakan, TLKM dapat membukukan pertumbuhan laba inti sebesar 7% yoy pada 2022, agak lebih tinggi dari 2021 yang naik 4% yoy. Pertumbuhan tersebut didukung oleh peningkatan penetrasi ponsel pintar, fixed broadband, dan pemulihan ekonomi.

Meski ada sejumlah faktor yang membuat Samuel Sekuritas menurunkan rekomendasinya, keberadaan Telkomsel selaku pemimpin pasar dapat menjadi penopang kinerja TLKM. Paula melihat adanya tanda-tanda monetisasi data yang lebih baik di kuartal III-2022 masih dapat mendukung harga saham TLKM.

 
TLKM Chart by TradingView
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi