Saham TLKM (Telkom) turun 1,43% sehari, yuk intip PER dan PBV terbaru



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Senin (2/3) saham TLKM (Telekomunikasi Indonesia Tbk.) ditutup memerah. Saat bursa menutup hari perdagangan, saham TLKM persis di harga penutupan Rp 3.440 per saham.

Dibandingkan dengan penutupan Jumat (28/2), harga saham TLKM turun 1,43% dari Rp 3.490.

Mencatatkan harga tertinggi Rp 3.550 dan harga terendah Rp 3.440, saham TLKM ditutup turun Rp 50 per saham dalam sehari.


Baca Juga: Saham BMRI (Bank Mandiri) rontok 10,9% seminggu, PER jadi 11,8 kali, berani lirik?

Kalau dihitung sejak 7 hari yang lalu (25 Februari 2020), harga saham TLKM kemarin turun 4,18 % dibanding harga saat itu (Rp 3.590).

Begitu pula, jika kita hitung sejak 30 hari yang lalu (3 Februari 2020), harga saham emiten ini susut 8,02%, dari semula (Rp 3.740).

Adapun sejak setahun lalu (3 Maret 2019) harga saham TLKM minus 10,88% dari harga saat itu (Rp 3.860).

Dengan earning per share (EPS) alias laba bersih per saham Rp 222, maka price to earning ratio (PER) saham ini 15,50 kali. Adapun price to book value-nya (PBV) 3,42 kali.

Baca Juga: Saham BBCA longsor 3,34% sehari, PER dan PBV kian kecil, mau?

Pada akhir sesi perdagangan, Senin (2/3) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun dalam.

Ketika Bursa Efek Indonesia (BEI) menutup hari perdagangan, IHSG berada di angka indeks 5.361,25. Itu berarti dalam sehari indeks utama di bursa saham Indonesia ini turun 1,68%.

Penurunan IHSG itu ternyata sejalan dengan kondisi indeks sektoral. Dari 10 indeks sektoral di Bursa Efek Indonesia, sembilan di antaranya negatif.

Sektor-sektor yang turun adalah:

  1. Sektor Manufaktur (-0,53%),
  2. Sektor Perdagangan (-0,59%),
  3. Sektor Pertanian (-0,70%),
  4. Sektor Barang Konsumsi (-0,79%),
  5. Sektor Konstruksi (-1,23%),
  6. Sektor Industri Dasar (-1,47%),
  7. Sektor Infrastruktur (-1,54%),
  8. Sektor Tambang (-1,58%)
  9. Sektor Keuangan (-3,05%).
Adapun satu indeks sektoral yang positif alias naik adalah sektor Aneka Industri (2,23%).

Tampak bahwa penurunan terdalam perdagangan ini menimpa indeks sektor Keuangan. Adapun kenaikan paling tinggi dialami indeks sektor Aneka Industri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Hasbi Maulana