Saham Trump Media Anjlok ke Titik Terendah, Trump Tetap Bersikukuh Tak Akan Menjual



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham perusahaan media milik mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengalami penurunan drastis yang menimbulkan kekhawatiran di kalangan investor.

Mengutip thedailybeast.com, saham Trump Media & Technology Group (TMTG) yang diperdagangkan dengan kode DJT turun lebih dari 10% pada Senin, menandai titik terendah sejak perusahaan tersebut go public enam bulan lalu. Dalam pernyataannya, Trump menegaskan bahwa ia tidak memiliki niat untuk menjual sahamnya meskipun kondisi pasar yang memburuk.

Penurunan Drastis Saham DJT

Saham Trump Media jatuh sebesar 10,3% pada Senin, dengan harga penutupan berada di angka US$12,15 per lembar saham. Ini merupakan hari keenam berturut-turut di mana harga saham DJT mengalami penurunan.


Menurut data dari Reuters, saham ini telah turun 17% hanya dalam empat hari, sejak Kamis lalu. Sebelumnya, saham perusahaan ini mencapai puncaknya pada nilai kapitalisasi pasar yang mengesankan, yaitu US$9,5 miliar. Namun, saat ini nilai kapitalisasi pasarnya hanya sekitar US$2,4 miliar, seperti dilaporkan CNBC.

Baca Juga: Donald Trump Menunjukkan Kekuatannya di Medan Pertarungan Wilayah Sun Belt

Meskipun mengalami penurunan signifikan, mantan Presiden Trump sebagai pemegang saham mayoritas di perusahaan ini tetap tegas dengan keputusannya untuk tidak menjual sahamnya. Trump memiliki hampir 60% saham perusahaan, atau sekitar 115 juta lembar saham, menurut laporan yang diajukan ke Securities and Exchange Commission (SEC).

Reaksi Pasar dan Aktivitas Investor

Penurunan saham ini terjadi tepat setelah berakhirnya periode lockup pada Kamis. Periode lockup adalah waktu di mana investor besar, seperti Trump, dilarang menjual sahamnya. Begitu periode ini berakhir, para investor besar bebas untuk menjual atau meminjam dana dengan menggunakan saham mereka sebagai jaminan.

Namun, Trump menyatakan dalam sebuah konferensi pers bahwa dia tidak berniat untuk menjual sahamnya, meskipun banyak pihak berspekulasi sebaliknya.

Pada hari Jumat, yang merupakan hari pertama perdagangan pasca berakhirnya periode lockup, lebih dari 22 juta lembar saham berpindah tangan. Hal ini menunjukkan lonjakan signifikan dalam aktivitas perdagangan, dibandingkan dengan 14 juta lembar saham yang diperdagangkan pada hari sebelumnya.

Volatilitas Saham DJT: Dari Lelucon Hingga Penurunan Serius

Saham DJT sering kali dianggap sebagai "meme stock", yaitu saham yang mengalami pergerakan harga ekstrem akibat dorongan dari komunitas online, tanpa didasarkan pada fundamental perusahaan.

Setelah debutnya di pasar saham, DJT memang sempat mengalami kenaikan tajam, terutama setelah insiden percobaan pembunuhan terhadap Trump pada bulan Juli. Namun, secara keseluruhan, tren saham ini cenderung menurun.

Baca Juga: Miliarder Ini Peringatkan Soal Beban Utang Pemerintah AS yang Terus Meningkat

Di samping volatilitas sahamnya, Trump Media juga menghadapi masalah finansial yang serius. Pada bulan Agustus, perusahaan melaporkan kerugian bersih lebih dari US$16 juta untuk kuartal yang berakhir pada 30 Juni. Pendapatan kuartalan perusahaan hanya mencapai US$836.900, mengalami penurunan 30% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Tantangan Finansial Trump Media dan Masa Depan Truth Social

Perusahaan Trump Media & Technology Group memiliki platform media sosial Truth Social, yang digadang-gadang sebagai wadah bebas untuk berekspresi, khususnya bagi para pendukung gerakan MAGA (Make America Great Again).

Namun, platform ini sering kali dipandang sebagai saluran utama bagi Trump untuk menyebarkan pemikirannya. Meski Trump Media mengklaim bahwa Truth Social menawarkan kebebasan berpendapat, platform ini belum mampu menarik basis pengguna yang besar atau aktif.

Baca Juga: Donald Trump Tegaskan Tidak Akan Maju pada Pemilu 2028 Jika Kalah Tahun Ini

Meskipun demikian, masa depan perusahaan dan platform Truth Social masih belum jelas. Dengan penurunan nilai saham yang signifikan dan kerugian finansial yang terus berlanjut, investor tetap skeptis terhadap prospek jangka panjang perusahaan ini.

Keberlanjutan TMTG akan sangat bergantung pada bagaimana perusahaan dapat memperbaiki kinerja keuangannya dan mempertahankan kepercayaan investor.

Editor: Handoyo .