KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) kembali turun di bawah level 4.000. Pada perdagangan Selasa (30/1) saham TLKM ditutup di harga Rp 3.970 per saham, turun 2,46%. Sejak awal tahun atau periode
year to date (ytd), emiten telekomunikasi pelat merah ini sudah mencatat penurunan harga saham 10,59%. Di periode yang sama, asing mencatatkan aksi jual bersih atas saham TLKM sebesar Rp 1,57 triliun. Direktur Keuangan TLKM Harry M. Zen menilai, penurunan harga saham di bawah level Rp 4.000 sudah
overdone. Menurutnya, ada beberapa hal yang memicu penurunan.
Pertama, Harry melihat adanya sikap
underappreciate di pasar. Hal ini berkenaan dengan segmen bisnis seluler yang dinilai mengalami perlambatan. Sebagaimana diketahui, TLKM menjalankan bisnis seluler lewat anak usahanya, Telkomsel. Dalam hal ini, porsi segmen bisnis TLKM kini cukup berimbang. Kata Harry, segmen selular saat ini berkontribusi sebesar 70% dari total pendapatan. Padahal, sebelumnya segmen selular sempat berkontribusi sebesar 90%. Meski demikian, Harry tak menampik bahwa saat ini segmen seluler secara umum melandai karena produk voice dan SMS turun. “Legacy produk ini lebih
profitable dibanding data,” imbuhhnya. Di tengah penurunan tersebut, Harry menilai, Telkomsel masih memiliki keunikan dibandingkan operator lain. Telkomsel memiliki 2G costumer based yang sangat besar. Porsinya sekitar 80 juta-90 juta dari total sekitar 190 juta pelanggan. Dus, ia optimistis dampak penurunan di segmen seluler cukup tertahan oleh TLKM. Faktor kedua, Harry menangkap perhatian investor pada isu persaingan bisnis yang makin intens. Di mana, belakangan operator lain mulai ekspansi ke luar Jawa, terutama ke wilayah Sumatra dan Kalimantan. Menurut Harry, akan ada kompleksitas yang lebih berat ketika ingin menjangkau daerah di luar Jawa pada periode saat ini, dibandingkan beberapa tahun lalu. TLKM dalam hal ini telah melakukannya lebih dulu.
Tahun ini, Telkom berencana menambah sekitar 20.000 BTS 4G baru. Akhir Desember 2017, TLKM memiliki 160.000 BTS, di mana 20.000 diantaranya adalah BTS 4G. “Dengan
size investasi semasif itu, pastinya kita akan menjaga dominansi di market dibanding kompetitor lain,” lanjut Harry. Sebagai informasi, TLKM juga telah merancang serangkaian target untuk segmen bisnis non-seluler. Untuk layanan triple play IndiHome, TLKM mematok penambahan pelanggan sebanyak 1,5 juta-1,7 juta tahun ini. Per Desember 2017, IndiHome memiliki 2,96 juta pelanggan. Per kuartal III-2017, IndiHome mencatat pertumbuhan pendapatan sebesar 50% yoy. Selain itu, TLKM juga menggarap enterprise segmen. Pendapatan dari bisnis ini per kuartal III-2017 tumbuh 40% yoy. Targetnya, tahun ini, pendapatan dari segmen enterprise TLKM akan tumbuh di kisaran 20%. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Dupla Kartini