JAKARTA. Bulan depan, PT Waskita Karya bakal menggelar penawaran saham perdana (IPO). Waskita menawarkan harga saham perdana sebesar Rp 320 - Rp 405 per saham. Dana hasil IPO itu akan mereka gunakan untuk menekan rasio utang. BUMN konstruksi ini menerbitkan 3,08 miliar saham baru atau setara dengan 32% total modal ditempatkan dan disetor. Jumlah itu termasuk 2% sekitar 192,64 juta saham program Employee Stock Allocation (ESA). Waskita juga akan menerbitkan saham baru program management and employee stock option (MESOP) 288,96 juta saham atau sekitar 3% saham. Dus, setelah IPO, struktur pemegang saham Waskita terdiri dari pemerintah 65% dan publik 35%.
Dari aksi ini, Waskita menargetkan dana segar sebesar Rp 968,95 miliar-Rp 1,24 triliun. Nah, dari dana itu, sebesar 60% digunakan untuk menurunkan rasio utang. Maklum, debt to equity ratio (DER) Waskita cukup tinggi, per Juni 2012 sebesar 7,71 kali (lihat kinerja Waskita). Sedangkan sisa dana IPO akan mereka gunakan sebagai modal kerja untuk mengembangkan lini bisnis beton (precast), properti dan jalan tol. Dalam proses IPO ini Waskita dibantu tiga penjamin emisi yakni Bahana Securities, Mandiri Sekuritas dan Danareksa Sekuritas. Tunggul Rajagukguk, Direktur Keuangan Waskita Karya, mengatakan, saat ini rasio terhadap laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) Waskita sebesar 2,5 kali. "Adanya tambahan kas untuk ekuitas ini, maka debt to EBITDA kira-kira akan turun menjadi 1,5 kali," ujar dia, kemarin. Langkah mengurangi rasio utang adalah antisipasi manajemen memperlancar ekspansi tahun depan. Sebab, Waskita berniat mencari pendanaan di pasar modal dengan menerbitkan obligasi Rp 750 miliar - Rp 1 triliun. Muhammad Choliq, Direktur Utama Waskita Karya bilang, tahun depan Waskita mengincar beberapa proyek senilai Rp 11 triliun. Adapun total nilai kontrak tahun depan ditargetkan bisa mencapai Rp 22 triliun. Kontrak itu terdiri dari kontrak baru Rp 14 triliun dan Rp 8 triliun kontrak carry over. Proyek tersebut mayoritas milik pemerintah.