Saingi China, Amerika Serikat Alokasikan Dana Rp 783,9 Triliun untuk Produksi Chip



KONTAN.CO.ID -  NEW YORK. Pemerintah Amerika Serikat (AS) mengalokasikan dana US$ 52,7 miliar atau setara Rp 783,9 triliun untuk mendanai penelitian serta pembangunan manufaktur semikonduktor domestik. Hal ini sebagai upaya negara adidaya ini bersaing dengan China. 

Pengalokasian dana tersebut tertuang dalam Rancangan Undang - Undang (RUU) yang disebut dengan Chips and Science Act.

Aturan yang ditandatangani oleh Presiden AS Joe Biden pada Selasa (9/7) ini memberi kesempatan bagi perusahaan AS untuk memproduksi chip komputer serta pemberian kredit pajak untuk mendorong investasi di sektor ini. 


"Ini adalah hari pembangunan. Hari ini Amerika akan mengirimkannya," kata Biden, dikutip dari CNBC, Kamis (10/8).

Baca Juga: Anggarkan US$ 52,7 Miliar, AS Siap Bersaing dengan China dalam Produksi Chip

Selain itu, pemerintah juga menyediakan puluhan miliar dolar untuk mendanai penelitian dan pengembangan ilmiah demi memacu inovasi serta pengembangan teknologi di Amerika. 

Biden juga berpendapat bahwa undang-undang tersebut akan membuka ratusan miliar lebih dari perusahaan swasta. Melalui ketentuan tersebut, perusahaan telah mengumumkan lebih dari US$ 44 miliar untuk investasi manufaktur semikonduktor baru. 

Dari jumlah itu, US$ 40 miliar berasal dari investasi Micron dalam pembuatan chip memori. Gedung Putih mengatakan inisiatif perusahaan akan menghasilkan 8.000 pekerjaan baru dan meningkatkan pangsa pasar AS dari produksi chip memori dari 2% menjadi 10%.

Kemitraan yang baru diumumkan antara Qualcomm dan GlobalFoundries. Sementara itu, mencakup produksi chip senilai US$ 4,2 miliar sebagai bagian dari perluasan fasilitas bagian utara GlobalFoundries di New York. 

Baca Juga: China Marah Besar Atas Kedatangan Ketua DPR AS ke Taiwan

Para advokat mengatakan dana itu diperlukan untuk mempertajam keunggulan teknologi Amerika dan menghidupkan kembali industri chip yang tertinggal. AS hanya memproduksi sekitar 10% dari pasokan semikonduktor dunia, sedangkan Asia Timur menyumbang 75% dari produksi global.

Semikonduktor adalah bagian penting dari berbagai produk termasuk elektronik konsumen, mobil, peralatan perawatan kesehatan, dan sistem senjata.

Pandemi Covid-19 memicu kekurangan pasokan chip, serta menyoroti ketergantungan Amerika pada chip buatan luar negeri sehingga berpotensi mengancam keamanan nasional. 

Editor: Noverius Laoli