Sajadah tas nan lucu pas buat anak-anak saleh



Bulan puasa masih beberapa bulan lagi. Toh, produsen sajadah tas bagi anak-anak sudah bersiap menyambut bulan suci bagi umat Islam itu. Maklum, menjelang puasa, permintaan sajadah tas bisa melonjak ketimbang penjualan hari biasa. Tak heran, sejak sekarang, produsen sajadah tas memacu produksi hingga 80% dari produksi normal.Banyak orang tua makin menyadari pentingnya memperkenalkan nilai-nilai agama kepada buah hati sedini mungkin. Ada banyak cara yang bisa dilakukan. Salah satunya adalah mengajak anak ikut salat bersama dengan orang tua. Untuk memikat anak supaya rajin salat, tak ada salahnya, jika orang tua memberikan sajadah buat sang anak. Apalagi, sajadah anak-anak memiliki desain yang menarik dengan warna-warna cerah. Sandi Kamarulloh melihat peluang ini. Ia pun ikut memproduksi sajadah khusus anak-anak. Bukan sajadah biasa, Sandi menciptakan sajadah yang bisa berubah fungsi menjadi tas ransel.Unik dan praktis, dua kata itu mungkin cocok untuk produk sajadah tas ransel ini. Pasalnya, sajadah yang biasanya hanya berupa lembaran kain, kini juga dapat digunakan sebagai tas punggung yang lucu sehingga cocok digunakan untuk anak-anak.Sandi, pemilik Nafeesa Colection mulai memproduksi sajadah tas ransel ini sejak 2009. Dengan bantuan 10 karyawannya, Sandi membuat 30 hingga 50 sajadah tas setiap hari. Produksinya pun kian melonjak menjelang bulan Ramadan. "Dua bulan menjelang Ramadan, produksi kami bisa naik dua hingga tiga kali lipat," tutur Sandi. Ia pun harus menambah jumlah pekerja hingga 20 orang. Hal serupa juga dialami Dian Sujatmiko. Pemilik usaha Anak Gaya ini juga mengalami kenaikan pesanan hingga 80% jelang Ramadan. "Mulai akhir bulan Januari lalu, kami bahkan sudah memproduksi untuk para distributor untuk stok menjelang Ramadan," tutur Dian. Tak heran, omzet mereka pun makin berlimpah. Apalagi, menjelang bulan puasa seperti saat ini. Jika pada bulan-bulan biasa, Sandi bisa mengantongi omzet antara Rp 10 juta sampai Rp 20 juta, kini omzetnya pun bisa berlipat, menjadi Rp 30 juta hingga Rp 40 juta.Begitu pula dengan Dian yang omzetnya bisa melonjak hingga Rp 50 juta menjelang Ramadan. Omzet bulan-bulan biasa pun cukup besar, yakni berkisar Rp 28 juta. Penghasilan yang besar itu memang sebanding dengan proses pembuatan tas yang memerlukan ketelitian dan kerapian. Sandi menggunakan dua jenis kain untuk membuat sajadah tas ransel. Yakni kain katun dan diadora. Sedangkan, Dian menggunakan kain berbahan katun dan funyboa. "Kami pernah menggunakan kain flanel, tapi hasilnya tak awet," ujar Dian. Banderol harga sajadah tas ransel ini bervariasi, tergantung bahan dan ukuran. Sandi menjual sajadah tas berukuran 50x85 cm² dengan harga Rp 120.000 per unit. Tas yang lebih besar yang berukuran 55x90 cm² harganya Rp 140.000 per unit. Tak berbeda jauh dengan banderol harga tas buatan Nafeesa Colection, Dian mematok harga sajadah tas berukuran 50x85 cm² Rp 80.000 per unit. Untuk ukuran ini, Dian hanya menggunakan bahan funyboa. "Biasanya produk ini dipakai anak-anak play group atau TK," katanya. Sedangkan, sajadah tas berukuran 55x90 cm², baik yang berbahan funyboa maupun katun, harganya Rp 120.000 dan Rp 105.000 per unit.Dian mengatakan, kendala utama untuk memproduksi tas ini terletak pada bahan baku. Maklum, harga kain terus meningkat tiap tahunnya. Bahkan, kenaikannya bisa tiga kali lipat. Alhasil, "Saya dengan terpaksa menaikkan harga jual sajadah tas ini," jelas Dian.Permintaan sajadah tas ini, kini sudah meluas. Dian dan Sandi telah mengirimkan produknya ke berbagai wilayah di Indonesia. Seperti Jakarta, Manado, Surabaya, Maluku, Sidoarjo, Malang, Semarang, Solo dan Yogyakarta. Tak hanya konsumen lokal, konsumen di beberapa negara tetangga, seperti seperti Malaysia, Singapura, Jepang dan Amerika juga sudah melirik produk sajadah tas buatan Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Tri Adi