JAKARTA. PT Saka Energi Indonesia (SEI), anak usaha PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN), rupanya sudah membuka penawaran untuk menjual 35%-40% saham Blok South Sesulu di Kalimantan Timur sebelum harga minyak anjlok di kisaran US$ 32 per barel. Namun, saat ini penjualan saham ini terganjal masalah harga minyak yang terus turun. Padahal, sebelum harga minyak anjlok, sudah ada delapan perusahaan migas yang berminat untuk bermitra dengan Saka Energi untuk mengelola Blok South Sesulu. Saat ini status blok tersebut masih tahap eksplorasi. Chief Operation and Commercial Officer Saka Energi Tumbur Parlindungan mengungkapkan, dengan kondisi harga minyak saat ini, proses penjualan hak partisipasi atau saham Saka Energi di Blok South Sesulu menjadi sangat tergantung dari objektif perusahaan yang mau melakukan farm in (membeli hak partisipasi sebuah blok).
Saka Energi kesulitan jual 40% blok south sesulu
JAKARTA. PT Saka Energi Indonesia (SEI), anak usaha PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN), rupanya sudah membuka penawaran untuk menjual 35%-40% saham Blok South Sesulu di Kalimantan Timur sebelum harga minyak anjlok di kisaran US$ 32 per barel. Namun, saat ini penjualan saham ini terganjal masalah harga minyak yang terus turun. Padahal, sebelum harga minyak anjlok, sudah ada delapan perusahaan migas yang berminat untuk bermitra dengan Saka Energi untuk mengelola Blok South Sesulu. Saat ini status blok tersebut masih tahap eksplorasi. Chief Operation and Commercial Officer Saka Energi Tumbur Parlindungan mengungkapkan, dengan kondisi harga minyak saat ini, proses penjualan hak partisipasi atau saham Saka Energi di Blok South Sesulu menjadi sangat tergantung dari objektif perusahaan yang mau melakukan farm in (membeli hak partisipasi sebuah blok).