Saka Indonesia Pangkah Catatkan Lifting Minyak Lebih Tinggi Daripada Produksi di 2021



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Saka Energi Indonesia, melalui anak usaha, Saka Indonesia Pangkah Limited, mencatatkan realisasi lifting minyak mencapai 1.823.921,09 barel total lifting (BBLS) year to date (ytd) hingga Desember 2021.

Lifting terakhir mereka di tahun 2021, dilakukan pada Jumat, 31 Desember 2021, dengan nominasi lifting sekitar 110,000 BBLS dan maksimum 115,000 BBLS.

Adapun, di sepanjang tahun ini, Saka Indonesia Pangkah Limited melakukan lifting minyak sebanyak 13 kali. Di mana, tiga di antaranya merupakan lifting GOI dan 10 sisanya merupakan ekspor lifting


"Sekarang, 31 Desember 2021, kami sudah dalam rangka persiapan lifting terakhir, bagian dari GOI, dengan nominasi 110,000  +/- 5%, dan maksimum 115,000 BBLS, karena kapasitas dari tanker yang dikirim oleh Pertamina," ungkap General Manager Saka Indonesia Pangkah Limited Khostarosa Andhika Jaya, dalam lifting akhir tahun 2021 dan kick off kegiatan tahun 2022 Onshore Processing Facility (OPF) Saka Indonesia Pangkah Limited,  pada Jumat (31/12) lalu. 

Baca Juga: Kemenkeu Rilis Laporan Belanja Perpajakan, Begini Potret Ekonomi Indonesia

Andhika memaparkan, realisasi lifting di tahun ini lebih besar daripada total produksi minyak yang mencapai 1.808.184,05 barel. Dengan demikian, persentase lifting tersebut mencapai 101% dari total produksi 2021. Realisasi lifting minyak di tahun ini persentasenya bisa lebih tinggi dari angka produksi lantaran adanya tambahan sisa persediaan dari aktivitas pembersihan salah satu tangki. 

Sementara itu, dari sisi produksi gas, Saka Indonesia Pangkah Limited, tercatat memproduksi gas sebanyak 10,343 Million Standard Cubic Feet (MMSCF) di tahun 2021. Dengan angka  gas yang dijual mencapai 7,587 MMSCF. 

"Off taker kami adalah PLN, dikoneksikan dari OPF ke PJB (Pembangkitan Jawa dan Bali)," tuturnya. 

Sedangkan untuk lifting LPG, lanjut Andhika, realisasinya mencapai 24,613 Metrik Ton (MT) atau lebih rendah dari total produksi tahun 2021 sebanyak 25,213 MT. Lifting ini setara juga dengan 98% dari total produksi 2021. Di sepanjang tahun ini, Saka Indonesia Pangkah Limited tercatat melakukan kegiatan lifting LPG sebanyak 14 kali. 

Baca Juga: Kementerian ESDM: Praktik Lifting Minyak Ilegal Mencapai 2.500-10.000 bopd

Secara keseluruhan, produksi ketiga produk tersebut, tercatat meningkat hingga tiga kali lipat dibandingkan realisasi pada Maret 2021. Di mana, pada Maret lalu, Barrel Oil Equivalent (BOE) Saka Indonesia Pnagkah Limited hanya berada di kisaran 5,500 - 5,800 barel per hari (BPH), sedangkan saat ini angkanya sudah mencapai  17.300 – 17.600 BPH.  

Peningkatan ini, utamanya ditopang oleh kontribusi dari dua lapangan baru yang sudah on stream, yakni Sidayu dengan tiga sumur, kemudian West Pangkah dengan empat sumurnya. 

"Kontribusi produksi dari lapangan baru itu pasti. Namun yang tak kalah penting, optimasi produksi yg dilakukan untuk menahan laju penurunan produksi ini juga menjadi backbone usaha selain pengembangan lapangan baru," jelas Andhika. 

Dalam kesempatan yang sama, Sekretaris Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi Lembaga negara (SKK Migas) Taslim Yunus, turut mengapresiasi pertumbuhan produksi blok Pangkah dengan adanya dua lapangan baru tersebut. 

Baca Juga: Kenaikan Harga Minyak Tak Kerek Investasi Migas

"Jadi ini ditopang dari dua struktur yang baru diresmikan tahun ini, yaitu West Pangkah dan Sedayu. Ini satu hal menggembiarakan buat kami, biasanya rata-rata produksinya turun ini produksinya naik," kata Taslim. 

Hingga akhir tahun ini, Taslim menyampaikan bahwa secara nasional realisasi lifting minyak masih berada di bawah target yang dicanangkan pemerintah. Dengan realisasi mencapai 660,000 Barrel Oil Equivalent Per Day (BOEPD), sedangkan target nasional sebanyak 705,000 BOEPD. 

"Jadi secara keseluruhan, Barrel Oil Equivalent (BOE) sekitar 97% dicapai dari total target yang sudah disampaikan oleh pemerintah. Tapi untuk gas sekitar 99% dari target yang sudah dibuat, sekitar 5,6 miliar kaki kubik per hari," tutup Taslim. 

Baca Juga: Kementerian ESDM: Praktik Penambangan Sumur Minyak Ilegal Masih Marak

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati