Salah satu bentuk diplomasi ekonomi adalah lewat inovasi digital



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Peran inovasi digital sebagai upaya untuk diplomasi ekonomi makin penting. Untuk itu, Hari Santosa Sungkari, Deputi Infrastruktur Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), berharap generasi muda Indonesia tidak kalah dengan anak-anak muda global. Sebenarnya kemampuan anak muda Indonesia sudah terbukti dari keberadaan 10 unikorn di Asia Tenggara, empat di antaranya berasal dari Indonesia.

Namun untuk mencapai hal tersebut tidak gampang. Ia pun mengajak kaum muda, terutama mahasiswa ikut kelas start up Bekraf. “Saya ingin melihat ada mahasiswa di sini menjadi pebisnis muda Indonesia di tahun mendatang,” katanya di seminar Inovasi Digital dan Diplomasi Ekonomi di Universitas Al Azhar Indonesia, Jumat (22/3).  

Agustaviano Sofjan, Direktur Pembangunan Ekonomi dan Lingkungan Hidup Kementerian Luar Negeri menjelaskan inovasi digital merupakan salah satu tujuan dari sustainable development goals. Ia berharap, generasi muda Indonesia bisa memanfaatkan ekonomi digital untuk kepentingan bangsa. Indonesia sendiri memanfaatkan forum MIKTA (Mexico, Indonesia, Korea, Turkey, Australia) dan G-20 untuk mengembangkan ekonomi kreatif dan membawa start-up Indonesia ke tingkat dunia. Bahkan Indonesia kini tengah mendorong munculnya Resolusi PBB mengenai ekonmi kreatif dan adanya Hari Ekonomi Kreatif Dunia.


Mulyono Xu, Managing Director Bace Capital menambahkan saat ini digital disruption melanda retail e-commerce, travel, media dan transportasi yang datang dari kaum muda. Dalam sebuah dunia digital, e-commerce adalah sebuah perdagangan biasa. Yang perlu diperhatikan, internet of things, artificial intelligence, big data, dan blockchain yang menjual trust semakin penting dalam perkembangan inovasi digital berikutnya.

Teknologi tersebut bisa dimanfaatkan untuk pengembangan beberapa bidang. “Trade, tourism and investment merupakan tulang punggung diplomasi ekonomi Indonesia,” ungkap Kuncoro Hadi, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas AI Azhar Indonesia. Dengan melakukan digitalisasi pariwisata, perdagangan dan investasi, bakal menjadi hal utama untuk menjual Indonesia di mata dunia. Lewat langkah tersebut, ia berharap Indonesia bisa menjadi salah satu innovator global, dan bukan hanya menjadi negara penyerap dan pengguna inovasi.

Kegiatan seminar tersebut ditutup dengan pemahaman bersama bahwa inovasi digital tidak akan hanya mempengaruhi aspek ekonomi, tetapi juga sosial dan budaya. Menutup kegiatan, Bekraf dan Universitas Al-Azhar Indonesia menyatakan untuk menjajaki kerja sama dalam penyediaan akses dan informasi bagi para mahasiswa yang tertarik mendalami dunia digital.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Markus Sumartomjon