KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan transportasi online nampaknya menemukan bisnis masa depan yang menjadi tumpuan dalam mendongkrak kinerja dan pendapatan. Yakni menjadi pengelola pembayaran digital, bukan sebagai penyedia transportasi online. Ini pula yang tampak Go-Jek lakukan. Setelah menerima suntikan besar senilai US$ 1,2 miliar dari beragam investor global dan lokal, termasuk PT Astra International Tbk (ASII) hingga Grup Djarum lewat GDP Ventures, perusahaan besutan Nadiem Makarim dan Andre Soelistyo ini segera mengoptimalkan pembayaran digital GoPay. "Salah satu penggunaan dana investasi itu untuk pengembangan GoPay," kata President and Co-Founder Go-Jek Andre Soelistyo, Senin (12/2). Salah satunya adalah upaya untuk melegalkan sistem pembayaran QR Code GoPay. Maklum, pertengahan Januari 2018, Bank Indonesia (BI) minta GoJek menghentikan masa uji coba QR Code yang ada di GoPay.
Salah satu injeksi modal ke Go-Jek untuk GoPay
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan transportasi online nampaknya menemukan bisnis masa depan yang menjadi tumpuan dalam mendongkrak kinerja dan pendapatan. Yakni menjadi pengelola pembayaran digital, bukan sebagai penyedia transportasi online. Ini pula yang tampak Go-Jek lakukan. Setelah menerima suntikan besar senilai US$ 1,2 miliar dari beragam investor global dan lokal, termasuk PT Astra International Tbk (ASII) hingga Grup Djarum lewat GDP Ventures, perusahaan besutan Nadiem Makarim dan Andre Soelistyo ini segera mengoptimalkan pembayaran digital GoPay. "Salah satu penggunaan dana investasi itu untuk pengembangan GoPay," kata President and Co-Founder Go-Jek Andre Soelistyo, Senin (12/2). Salah satunya adalah upaya untuk melegalkan sistem pembayaran QR Code GoPay. Maklum, pertengahan Januari 2018, Bank Indonesia (BI) minta GoJek menghentikan masa uji coba QR Code yang ada di GoPay.