KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat (AS) Rosan Perkasa Roeslani, menyatakan bahwa Diplomasi finansial menjadi salah satu misi penting yang akan dilakukan selama penugasannya sebagai kepala Perwakilan Indonesia di AS. Hal tersebut ditegaskan Rosan saat persiapan webinar rutin Bincang Karya (Bianka) yang akan dilaksanakan KBRI Washington, D.C. pada hari Selasa, 28 Juni 2022 waktu AS. Sebagai tindak lanjut Rapat Koordinasi Kepala Perwakilan se-AS di New Orleans, Louisiana, AS, yang baru saja dilaksanakan, Rosan menegaskan saat ini, tingkat kepercayaan investor terhadap suatu negara, dilakukan dengan melihat laporan yang dikeluarkan oleh lembaga pemeringkat utang, seperti Standard & Poor’s, Moody’s dan Fitch Rating.
"Ketiga lembaga tersebut berbasis di AS dan lembaga tersebut menjadi rujukan negara di dunia dalam melihat pertumbuhan suatu negara. Rating utang suatu negara berafiliasi dengan kinerja aktivitas ekonominya,” ujar Rosan dalam keterangannya, Selasa (29/6).
Baca Juga: Ditunjuk Jokowi Menjadi Dubes RI untuk AS, Rosan Roeslani Mundur dari Bumi Resources Keputusan lembaga pemeringkat mempertahankan atau menurunkan dan atau meningkatkan peringkat utang suatu negara merupakan pengakuan atas posisi stabilitas makroekonomi dan prospek perekonomian suatu negara pada jangka waktu tertentu. Mereka memiliki pandangan dan cara tersendiri dalam melakukan analisis. Atase Pendidikan dan Kebudayaan, Popy Rufaidah, menyatakan, diplomasi Finansial yang dijalankan Rosan menjadi salah satu bagian penting dalam peningkatan kerjasama bidang pendidikan dan riset untuk bidang keuangan yang selama ini dilaksanakan antara perguruan tinggi dari AS dan Indonesia. Rosan menerangkan bahwa sebagai Kepala Perwakilan RI di AS, sangat penting sekali memainkan peran aktif dengan memberikan update mengenai projectory pertumbuhan ekonomi Indonesia kepada lembaga pemeringkat keuangan tersebut, yang mana Indonesia memiliki sejumlah komoditas yang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi. "Sehingga, bila rating utang Indonesia dapat diturunkan 1% saja, maka dapat berdampak sekitar 1%-3% terhadap pertumbuhan ekonomi. Utang Indonesia berkisar sekitar Rp 7.000 triliun, satu persennya saja berarti bisa turun 70 triliun; bila dihitung 3%-nya berarti mencapai Rp 210 triliun pe rtahun,” terangnya. Rosan menambahkan aktivitas diplomasi finansial yang akan diintensifkan adalah meningkatkan hubungan dengan perusahaan investasi kelas dunia, yang saat ini hanya dikuasai oleh 17 perusahaan yang mayoritas ada di AS.
Baca Juga: Jokowi lantik 17 Duta Besar LBBP untuk sejumlah negara sahabat, ini perinciannya Perusahaan investasi terbesar di dunia bernama BlackRock, adalah perusahaan yang berperan sebagai manajer asset, dimana total aset yang dikelola hampir US$ 10 triliun pada 31 Maret 2022 atau 10 kali lebih besar dari GDP negara Indonesia. "Perusahaan investasi ini berinvestasi di hampir seluruh dunia dan menguasai investasi hampir US$ 100 triliun.” Sejauh ini, pemerintah biasanya roadshow ke negara pusat keuangan dunia, seperti Singapura, Hongkong, Jepang, London dan New York. Namun, pusat keuangan dunia terbesar saat ini, ada di New York.
"Nah itulah yang akan saya lakukan yang saya sebut dengan diplomasi keuangan," ucapnya. Melakukan roadshow kepada 17 perusahaan investasi di AS. Hal tersebut dapat berdampak terhadap peningkatan kepercayaan perusahaan investasi dunia pada Indonesia dan menyampaikan hal positiv yang pemerintah Indonesia sudah lakukan seperti Omnibus Law. Ketua Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (MRPTNI), Jamal Wiwoho, menyebutkan diplomasi finansial yang dilaksanakan Rosan jadi salah satu langkah kongkrit penguatan hubungan bidang keuangan Indonesia dan AS. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli