Salim Group berbisnis game, Axton Salim: Kami bawa Pokemon Trading Card Game



KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Salim Group kini merambah bisnis game dari yang sebelumnya hanya menguasai bisnis fast moving consumer goods (FMCG), ritel dan otomotif. Perusahaan konglomerasi ini melirik kepopuleran Pokemon Trading Card Game (permainan kartu Pokemon) di Indonesia.

Salim Group melalui PT Anugerah Kreasi Gemilang (AKG Games) kini menjadi pemegang lisensi kartu dari The Pokemon Company asal Jepang meluncurkan produk tersebut. "Kami lihat peminat permainan kartu ini banyak, jadi sudah waktunya market Indonesia untuk punya," sebut Axton Salim, Direktur Eksekutif Salim Group saat peluncuran produk, Kamis (8/8).

Kartu ini telah tersedia dengan bahasa Indonesia sebagai bahasa ke-13 setelah sebelumnya Pokemon Trading Card Game telah dicetak dalam 12 bahasa. Untuk awal, produk ini bakal tersedia di gerai Indomaret dan toko-toko game resmi Se-Jabodebatek. Menurut Axton secara bertahap kartu ini akan segera hadir di seluruh ritel Indomaret yang merupakan salah satu lini usaha Salim Group. Bicara soal target, Axton tak memberikan detil, hanya saja untuk segmen pasar perusahaan optimistis permainan kartu ini dapat diterima hampir semua kalangan usia. "Jangkauan umur luas mulai dari 6 hingga 35 tahun, kami ingin (penjualan) ini bisa tumbuh sebesar mungkin," terangnya. Berbekal nama brand besar Pokemon, Salim Group tak ragu untuk masuk ke pasar permainan kartu offline ini. Sebab menurut Axton brand Pokemon sangat kuat serta trend permainan kartu masih punya perkembangan yang kuat di seluruh dunia. Sebelumnya Pokemon hadir sebagai video game untuk konsol Nintendo Game Boy pada tahun 1996. Selepas itu diciptakanlah permainan kartu, merchandise hingga kartun dan film animasinya turut menyusul kesuksesan brand tersebut. Sekadar informasi saja, volume penjualan Pokemon Trading Card Game di seluruh dunia sampai Maret 2019 ini tercatat mencapai 27,2 miliar lembar. Dengan kisaran harga per Booster Pack Rp 20.000 dan Starter Deck Rp 80.000, pasar Indonesia dinilai sangat menjanjikan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Azis Husaini