Salim Group membangun bandara Bintan



JAKARTA. Pariwisata merupakan salah satu sektor industri strategis yang dari sisi prospek sangat menjanjikan. Sektor ini mampu mendatangkan pendapatan signifikan dari kedatangan para pelancong.

Itu sebabnya, PT Bintan Resort Cakrawala, salah satu pengelola tempat wisata di Pulau Bintan, Kepulauan Riau, terus membenahi kondisi infrastruktur di wilayah ini. Salah satunya adalah pembangunan bandar udara.

Saat ini, Bintan Resort bersama Sriwijaya Air mengerjakan proyek Bandara Bintan. Bandara ini memiliki luas total 1.300-1.500 hektare (ha). Anggaran pembangunan bandara yang ditargetkan selesai pada tahun depan ini mencapai US$100 juta hingga US$ 150 juta. Adapun pembiayaan proyek tersebut sepenuhnya berasal dari Gallant Venture, induk perusahaan Bintan Resort yang  dimiliki Salim Group. 


Selain bandara, peluang lain yang digarap dari kerja sama tersebut ialah pembangunan fasilitas bengkel pesawat atawa maintenance repair overwhole (MRO) di area bandara tersebut. Juga pembuatan landasan baru Sriwijaya Air.

Pada tahap pertama, pembangunan mencakup runway sepanjang 3.000 meter, gedung bandara dan MRO. Targetnya, pembangunan tahap pertama kelar pada tahun 2019 dan setahun kemudian siap operasional. ”Kami sudah mulai land preparation, hanya sekarang ini sedang membuat aspal runaway dan membangunan bandara,” kata General Manager PT Bintan Resort Cakrawala Abdul Wahab, kepada KONTAN, Rabu (12/7). Kelak, dengan selesainya pembangunan bandara tahap pertama ini diharapkan bisa mendatangkan sebanyak dua sampai tiga juta wisatawan ke Pulau Bintan. 

Tahap kedua

Untuk tahap dua, pembangunan meliputi airport hub, yang mana akan terdapat industri maskapai dan sekolah penerbangan. Keberadaan sekolah ini untuk mempersiapkan tenaga kerja di sektor tersebut. Target penyelesaian tahap kedua di tahun 2025.“Kami menargetkan setelah airport hub selesai, bisa mencetak 25.000-35.000 tenaga kerja ahli dari berbagai wilayah di Indonesia” klaim Abdul.

Selanjutnya pada tahap ketiga, akan dibangun runway kedua. Sejauh ini, Bintan Resort hanya fokus pada pembangunan Bandara Bintan. Abdul mengungkapkan, pihaknya belum ada rencana ekspansi lainnya.

Terkait fasilitas MRO, Bintan Resort dan Sriwijaya Air melayani reparasi pesawat dari maskapai penerbangan lain. Pertimbangannya, jumlah bengkel pesawat di Indonesia masih terbatas.

Akibatnya, kebanyakan pesawat yang rusak harus diperbaiki di luar negeri. “Kami juga akan menerima international repair, tidak hanya maskapai Indonesia saja,”  beber Abdul.

Mengenai realisasi marketing sales hingga semester I-2017, Bintan Resort membukukan kenaikan sebesar 5%-8% untuk international market dan 25% domestik dibanding periode sama tahun lalu. Abdul memproyeksikan, sampai akhir tahun setidaknya ada sebanyak 600.000 turis datang ke Pulau Bintan. Sebesar 80% merupakan turis asing. 

Sejatinya, potensi pariwisata Bintan sangat menarik wisman. Rata-rata per tahun wisatawan asing mencapai 200.000 pelancong. Juga dukung dengan fasilitas hunian Bintan Resor, sekitar 7.000 kamar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati