JAKARTA. Samuel Aset Manajemen (SAM) berencana meluncurkan produk reksadana saham berbasis syariah. "Rencananya, produk tersebut akan kami luncurkan di kuartal pertama 2012," kata Agus B Yanuar, President director SAM, kemarin (6/10).Agus menyebut, saat ini, SAM sudah memiliki produk reksadana campuran berbasis syariah, dan reksadana pendapatan tetap berbasis syariah. "Sehingga, produk baru ini nanti bisa menggenapi koleksi produk kami," jelasnya.Rencananya portofolio reksadana saham berbasis syariah ini tidak akan terbatas pada saham -saham di Jakarta Islamic Indeks (JII), tetapi lebih pada saham syariah di luar JII yang termasuk dalam daftar efek syariah yang dikeluarkan Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam). Seperti saham-saham di sektor telekomunikasi dan konsumsi. Selain itu, SAM masih mempercayakan portfolionya pada saham-saham bluechips.Lanjut Agus, meskipun pada tahun depan diproyeksikan pertumbuhan ekonomi global akan turun, namun produk baru ini masih berpeluang mengantongi imbal hasil mencapai 30% per tahun. Dia melihat, permintaan atas produk-produk syariah masih banyak. Tapi, data Bapepam menunjukkan, dari sekitar Rp 55 trliun dana kelolaan reksadana saham di industri, kontribusi reksadana saham syariah hanya sebesar Rp 5 triliun atau sekitar 9%. Nasabah yang kemungkinan masuk produk reksadana ini, seperti dari bank syariah, asuransi, ataupun dari nasabah ritel.
SAM akan rilis reksadana saham berbasis syariah di 2012
JAKARTA. Samuel Aset Manajemen (SAM) berencana meluncurkan produk reksadana saham berbasis syariah. "Rencananya, produk tersebut akan kami luncurkan di kuartal pertama 2012," kata Agus B Yanuar, President director SAM, kemarin (6/10).Agus menyebut, saat ini, SAM sudah memiliki produk reksadana campuran berbasis syariah, dan reksadana pendapatan tetap berbasis syariah. "Sehingga, produk baru ini nanti bisa menggenapi koleksi produk kami," jelasnya.Rencananya portofolio reksadana saham berbasis syariah ini tidak akan terbatas pada saham -saham di Jakarta Islamic Indeks (JII), tetapi lebih pada saham syariah di luar JII yang termasuk dalam daftar efek syariah yang dikeluarkan Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam). Seperti saham-saham di sektor telekomunikasi dan konsumsi. Selain itu, SAM masih mempercayakan portfolionya pada saham-saham bluechips.Lanjut Agus, meskipun pada tahun depan diproyeksikan pertumbuhan ekonomi global akan turun, namun produk baru ini masih berpeluang mengantongi imbal hasil mencapai 30% per tahun. Dia melihat, permintaan atas produk-produk syariah masih banyak. Tapi, data Bapepam menunjukkan, dari sekitar Rp 55 trliun dana kelolaan reksadana saham di industri, kontribusi reksadana saham syariah hanya sebesar Rp 5 triliun atau sekitar 9%. Nasabah yang kemungkinan masuk produk reksadana ini, seperti dari bank syariah, asuransi, ataupun dari nasabah ritel.