KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kasus gagal bayar bunga
medium term notes (MTN) PT Sunprima Nusantara Pembiayaan mulai menyeret PT Samuel Aset Manajemen (SAM). Sebab, SAM memiliki reksadana terproteksi yang menggunakan MTN Sunprima sebagai aset dasarnya. Reksadana bertajuk SAM Sejahtera Terproteksi II ini menggunakan MTN III Sunprima Nusantara Pembiayaan Tahun 2017 Seri A sebagai aset dasar. Memang, MTN tersebut tidak termasuk surat utang yang gagal bayar. Menurut Presiden Direktur PT Samuel Aset Manajemen Agus B Yanuar, selama ini pembayaran bunga yang dilakukan Sunprima selalu lancar. "Yang terakhir dibayarkan adalah pada tanggal 23 April dan berikutnya 20 Juli 2018," kata dia kepada KONTAN, Senin (21/5).
Asal tahu saja, dana kelolaan Reksadana SAM Sejahtera Terproteksi II hanya sebesar Rp 39 miliar. Namun, karena Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sudah melakukan pembekuan kegiatan usaha, SAM berniat akan menempuh jalur hukum untuk menagih hak-hak pemegang MTN tersebut. Rencananya dalam waktu dekat, akan ada Rapat Umum Pemegang Obligasi (RUPO) yang difasilitasi BNI sebagai agen pemantau. Terlebih, dengan posisi gagal bayar, saat ini
rating MTN Sunprima menjadi turun. Otomatis, harga pasar MTN keluaran Sunprima, termasuk seri itu pun ikut anjlok. Asal tahu saja, jatuh tempo reksadana SAM Sejahtera Terproteksi II pada 30 Oktober 2018. Produk ini ditargetkan mampu memberi imbal hasil 10% per tahun. MTN III Sunprima Nusantara Pembiayaan Tahun 2017 Seri A ini ditawarkan dengan bunga 12,5%. Dahulu, alasan SAM memilih MTN dari Sunprima ini karena penerbit merupakan perusahaan pembiayaan yang sudah beroperasi lebih dari 30 tahun, juga memiliki status terdaftar dan diawasi oleh regulator. Apalagi, laporan keuangan audit dan data-data tambahan publik lainnya menunjukkan bahwa PT Sunprima Nusantara Pembiayaan memiliki kinerja keuangan yang baik dengan
net interest margin (NIM) 6% dan non performing loan (NPL) hanya 1%. Belum lagi, rating MTN tersebut sempat naik menjadi A pada Maret 2018. "
Default-nya PT Sunprima Nusantara Pembiayaan sangat mengejutkan dan mengecewakan," kata Agus. Pilih yang terpercaya Sebenarnya, dari analisa kuantitatif berdasarkan data publik yang ada, probabilitas atas gagal bayar kecil. Tetapi, nyatanya hal itu benar terjadi. "Yang pasti, SAM akan
taking care terhadap para investor reksadana SAM Sejahtera Terproteksi II," tandas Agus.
Di sisi lain, Head of Research & Consulting Services Infovesta Utama Edbert Suryajaya menyarankan, untuk terhindar dari kasus gagal bayar, sebaiknya investor dan manajemen investasi betul-betul mengenal emiten yang surat utangnya dijadikan aset dasar reksadana terproteksi. "Tidak cukup hanya dengan mengecek tingkat bunga yang dianggap menarik dan rating emiten yang menjadi aset dasar," kata Edbert. Selain itu, sebaiknya investor perlu memahami emiten dengan melihat kondisi laporan keuangannya di periode lebih dari tiga tahun ke belakang. "Perhatikan risiko dari
window dressing laporan keuangan," tambah Edbert. Repotnya, selama ini, imbal hasil yang stabil kerap memikat para investor konservatif di Indonesia. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Dupla Kartini