GSM-CDMA: Sama pintarnya, beda harganya



Tidak mengejutkan jika popularitas telepon seluler (ponsel) pintar atau smartphone kian berkibar. Telepon genggam jenis ini menawarkan banyak fasilitas bagi pemiliknya. Tak sekadar alat untuk berkomunikasi, smartphone memberikan sensasi berkelana di dunia maya dan banyak aplikasi hiburan. Sebut saja, interaksi lewat jejaring sosial, membuka akun e-mail, bermain aplikasi games, hingga aneka aplikasi yang bisa menolong aktivitas sehari-hari, seperti pencari lokasi dan informasi lainnya.

Memang, untuk menikmati segala fasilitas tersebut, konsumen harus rela merogoh kocek lebih dalam ketimbang membeli ponsel biasa. Sebab, kebanyakan smartphone memakai teknologi Global System for Mobile Communications (GSM), yang relatif mahal.

Namun, kini pengidam smartphone bisa menikmati kecanggihan serupa dengan harga relatif miring. Belakangan, para vendor gadget meluncurkan smartphone berbasis Code Division Multiple Access (CDMA) yang lebih murah.


Sekadar informasi, harga smartphone berbasis GSM termurah masih di atas Rp 1,5 juta. Sedangkan harga ponsel pintar CDMA rata-rata di bawah Rp 1,5 juta.Pemainnya masih sedikit

Yang terbaru, Nokia meluncurkan smartphone berbasis CDMA Nokia Lumia 800C. Ini adalah ponsel pintar pertama racikan Nokia yang berjalan dengan sistem operasi Windows Phone. Ponsel pintar ini dipasarkan pertama kali di China, 28 Maret lalu.

Di pasar dalam negeri, ponsel pintar CDMA juga mulai bermunculan. Tengok saja, Smartfren Andro. Ponsel ini baru saja menyerbu pasar tanah air pada pertengahan Maret lalu. Berbasiskan sistem operasi Android, Presiden Direktur Smartfren Rodolfo Pantoja menyatakan, ponsel CDMA rakitannya mampu memikat para pecinta gadget smartphone.

Rudolfo optimistis, banyaknya pengguna smartphone di tanah air dan berbagai penjuru dunia menjadikan handset Smartfren Andro salah satu pilihan pasar. "Layanan internet yang cepat dah hemat serta gadget yang canggih adalah daya tarik Smartfren Andro," imbuh dia berpromosi.

Smartfren tidak sendirian. Samsung, produsen ponsel pintar raksasa asal Korea Selatan, pun melihat potensi pasar yang menjanjikan bagi smartphone CDMA. "Potensi pasar ponsel pintar CDMA di Indonesia sangat lebar," ujar Fabiant Kayatmo, Mobile Phones Senior Product Marketing Manager Samsung Electronics Indonesia. Samsung pun lantas meluncurkan Samsung Galaxy Y CDMA.

Meski enggan buka-bukaan soal angka penjualan, Fabiant menyatakan, konsumen meresepon sangat positif terhadap produk tersebut. "Permintaan smartphone CDMA tinggi, sedangkan pemainnya di pasar masih sedikit," imbuh dia.

Salah satu daya tarik smartphone CDMA adalah jaringan CDMA yang belum jenuh laiknya jaringan GSM. Jumlah pelanggan CDMA jauh lebih minim dibanding pelanggan operator GSM. Sebagai gambaran, pelanggan Telkomsel pada akhir kuartal ketiga 2011 mencapai lebih dari 100 juta. Sementara, pengguna Flexi hanya 12,1 juta.

"Makanya, kecepatan koneksi smartphone CDMA lebih maksimal," ujar Fabiant. Catatan saja, kecepatan koneksi layanan data menjadi hal yang penting lantaran teknologi canggih inilah yang banyak orang cari pada produk smartphone.

Pengamat teknologi informasi Herry Setiadi Wibowo menilai, prospek smartphone CDMA cerah, meski tak akan sebesar GSM. Alasannya, tarif layanan operator CDMA identik dengan murah. Sayang, saat ini tarif murah tersebut masih kerap dihubungkan dengan kualitas layanan yang seadanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Catur Ari