KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Persaingan bisnis Hibank dan Bank Raya sebagai bank digital milik bank BUMN nampaknya bakal kian sengit. Jika dilihat, Hibank milik BNI dan Bank Raya milik BRI, keduanya sama-sama menyasar segmen bisnis UMKM. Meski baru berganti nama dari sebelumnya PT Bank Mayora menjadi PT Bank Hibank Indonesia, Hibank optimistis mampu bersaing. Hibank sebagai bagian dari BNI Grup nantinya akan membantu meningkatkan penetrasi pasar ke komunitas UMKM serta solusi teknologi yang melayani UMKM, baik untuk pinjaman maupun simpanan. "Keunggulan Hibank adalah digitalisasi di alur rantai pasok UMKM, dari hulu ke hilir atau produsen hingga
end user," kata Okki Rushartomo Budiprabowo
Corporate Secretary BNI kepada Kontan, Senin (5/6).
Perubahan nama dan logo perseroan tersebut efektif per tanggal 17 Mei 2023 berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT Bank Mayora tanggal 6 Januari 2023 dan 11 April 2023 dan telah mendapatkan izin Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Baca Juga: Kementerian BUMN Kembali Usulkan PMN Rp 1 Triliun untuk Indonesia Re Hibank sendiri menargetkan penyaluran kredit dapat tumbuh 60% sampai dengan 70% secara tahunan, dengan kualitas kredit yang terjaga yaitu
Non Performing Loan (NPL) di bawah 3%. Mengingat capaian Dana Pihak Ketiga (DPK) pada akhir tahun 2022 cukup tinggi, dan saat ini
Loan to Deposit Ratio (LDR) masih sangat longgar di level 57%. "Maka dari itu pertumbuhan DPK diproyeksikan tidak terlalu agresif di kisaran 10-15%, namun demikian, masih mampu mencukupi kebutuhan penyaluran kredit yang agresif di tahun 2023," kata Okki. Di sisi lain Okki menjelaskan Komitmen Hibank sebagai digital bank untuk UMKM tercermin dari komposisi penyaluran kredit UMKM yang terus meningkat, dimana penyaluran kredit kepada UMKM pada April 2023 yang lalu tercatat mencapai 38% dari total kredit, tumbuh 8% YoY dari capaian di April tahun 2022 yang sebesar 29%. Sementara itu sampai dengan Mei 2023 pertumbuhan penyaluran kredit secara total sudah mencapai 40% (YoY) dengan tingkat NPL terjaga di bawah 3%. Penghimpunan DPK dapat dijaga stabil seperti capaian akhir tahun 2022. "Dengan demikian fokus Hibank untuk meningkatkan penyaluran kredit membuahkan hasil yang menggembirakan," kata Okki. Di sisi lain PT Bank Raya Indonesia Tbk (Bank Raya) mengatakan di tengah banyaknya bank digital lain, Bank Raya tetap fokus pada pengembangan bisnis yang bersinergi dengan ekosistem BRI Group dan ekosistem digital lainnya. Melalui sebaran Agen BRILink di seluruh Indonesia, Bank Raya membukakan akses permodalan melalui Pinang Dana Talangan dan memberikan kemudahan layanan perbankan kepada masyarakat dengan transaksi tarik dan setor tunai di Agen BRILink yang sebagian besar adalah pelaku UMKM. "Pada tahun 2023 ini kami juga terus memperluas jangkauan akses produk perbankan digital dengan ekosistem digital lainnya seperti
host-to-host dengan Unit Kerja BRI dalam layanan perbankan bagi nasabah dan ke depan setor dan tarik tunai juga dapat dilakukan di ATM BRI," kata Ida Bagus Ketut Subagia Direktur Utama Bank Raya kepada Kontan.
Baca Juga: Jelang Merger dengan Bank MNC, Laba Bank Nobu Naik 26% pada Kuartal I Produk
digital lending Bank Raya yang bersifat
end-to-end semakin memudahkan nasabah dalam mengakses pinjaman di Bank Raya. Pada Maret 2023 total pengguna Pinang Dana Talangan sebanyak 21 ribu
user, Pinang Flexi sebesar 22 ribu
user. Produk
digital saving yang sudah dirilis sejak awal tahun 2022 sudah mencapai 730 ribu
user. Untuk melakukan penetrasi ke ekosistem, Bank Raya memiliki
community branch sebagai
channel akuisisi
digital saving dan
digital lending. "Harapan kami kredit digital masih dapat tumbuh
double digit agar sesuai dengan
roadmap kami dengan target yang menantang agar terus berinovasi. Oleh karena itu Bank Raya terus melakukan inovasi untuk setiap produk digital yang bertujuan untuk meningkatkan
customer experience nasabah Bank Raya," tambahnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi