KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Manajemen PT Timah Tbk (TINS) melakukan pertemuan dengan Kementerian Investasi/Badan Kordinasi Penanaman Modal (BKPM) membahas sinergi pengembangan ekosistem timah nasional. Direktur Utama TINS Ahmad Dani Virsal beserta Direktur SDM TINS Hendra Kusuma Wardana melakukan silaturahmi dengan Wakil Menteri Investasi/Wakil Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Yuliot Tanjung di Jakarta, Rabu (31/7). Dalam kunjungan tersebut, Direktur Utama PT Timah Ahmad Dani Virsal memaparkan kondisi ekosistem bisnis timah nasional saat ini. Sebagaimana diketahui Indonesia merupakan salah satu produsen timah terbesar di dunia.
Dani juga memaparkan tentang upaya perbaikan eksosistem timah nasional agar dapat terus berkelanjutan serta meningkatkan peran industri timah nasional untuk mendukung perekonomian daerah dan nasional. Sebagaimana diketahui timah, merupakan salah satu mineral yang sangat dibutuhkan untuk mendukung berbagai industri dan juga pengembangan. Dani menjelaskan, ada beberapa potensi mineral ikutan lainnya yang bisa dioptimalkan dan dikembangkan serta memiliki nilai ekonomis yang tinggi seperti logam tanah jarang, zirkon, ilminite, Silika dan lainnya. "Untuk mineral ikutan ini, PT Timah masih terus mengupayakan salah satunya melakukan kajian bersama BRIN untuk pengembangannya. Namun ada beberapa yang dapat mulai dioptimalkan seperti zirkon dan silika," kata Dani dalam keterangan resmi, Rabu (31/7).
Baca Juga: Musim Rilis Laporan Keuangan, Simak Rekomendasi Saham Pilihan Emiten Tambang Dani melanjutkan, TINS terus mendorong komitmen hilirisasi melalui anak usahanya PT Timah Industri. Saat ini, TINS Industri sedang mengembangkan produksi hilirisasi Tin Powder, dimana rencananya akan mulai berproduksi tahun ini. Hal ini merupakan upaya TINS untuk memenuhi kebutuhan pasar global. "PT Timah sudah melakukan hilirisasi timah sejak lama, namun dalam pengembangannya perusahaan membutuhkann support yang optimal dari berbagai pihak misalnya seperti penguatan permintaan pasar domestik," tambah Dani. Dani menjelaskan, sebagai salah satu mineral yang tidak dapat diperbaharui, pengelolaan industri timah dari hulu ke hilir harus dilakukan dengan baik untuk menjaga keberlanjutannya. Proses penambangan juga harus dilakukan dengan menerapkan prinsip good mining practices sehingga dapat meminimalisasi dampak dari penambangan timah.
Menurutnya, saat ini industri tambang termasuk timah masih menjadi salah satu penyokong perekonomian nasional. Tak hanya efek domino dari sektor pertambangan timah juga mampu menggerakkan perekonomian di daerah sekitar. "Sebagai perusahaan negara, TINS tidak hanya profit oriented, tapi juga memiliki misi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi daerah dan nasional, melakukan pemberdayaan masyarakat dan juga memberikan kontribusi yang optimal bagi bangsa dan negara," ucapnya. Ia berharap, dengan adanya silaturuhmi ini dapat memberikan masukan dan kontribusi positif serta dukungan dari Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Sebagaimana diketahui bahwa Lembaga kementerian ini sedang fokus untuk menggenjot pengembangan dan pertumbuhan perekonomian nasional. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Khomarul Hidayat