Sambut Beleid Devisa Ekspor, Bank Berbenah



JAKARTA. Perbankan domestik menyatakan kesiapannya melayani eksportir. Bahkan, mereka sudah menyempurnakan pelayanan, memperluas jangkauan ke daerah, dan bersedia menetapkan biaya yang lebih kompetitif. Perbaikan ini merupakan upaya bank menyambut beleid pemulangan devisa hasil ekspor yang akan berlaku penuh awal 2012 mendatang.

Margareth Tjahjono, Head of Trade Finance and Product Management Bank Danamon, mengatakan, Danamon telah menyempurnakan layanan mulai dari produk trade finance itu sendiri hingga penggunaan cash management untuk eksportir. "Trade finance adalah salah satu fokus bisnis kami, karena itu kami selalu sesuaikan standarnya dengan pelayanan bank di luar negeri," ujarnya.

Selain menyediakan sistem transaksi yang lebih efisien dan berbiaya murah, Danamon memberikan layanan tambahan berupa penyusunan letter of credit (L/C). Bank menyediakan bantuan hingga mengecek kesiapan dokumen ekspor impor.


Dengan cara ini kesalahan nasabah dalam menyusun dokumen bisa diminimalisir. "Karena kalau salah mengirim dan mengisi dokumen, yang rugi eksportir lantaran dikenakan biaya lagi," tambahnya.

Tarif mahal, eksportir kabur

Margareth menambahkan, Danamon juga memberikan layanan open account, yakni kontrak jual beli antara nasabah hanya berdasarkan kekuatan finansial si konsumen dan sikap saling percaya eksportir dan importir. "Transaksi ekspor-impor di luar negeri sudah jarang yang menggunakan L/C," terangnya.

Soal biaya, Margareth mengklaim sudah sangat kompetitif dengan tarif yang dikenakan bank asing. Lagipula, penetapan fee selalu mengikuti standard internasional. Jadi, jika tidak mampu menyesuaikan diri, nasabah akan menghukum dengan mencari bank lain. "Open account biayanya lebih murah tetapi ada kemungkinan kecurangan karena basisnya kepercayaan. Kalau L/C lebih mahal karena kerja kami bertambah dengan pengecekan dokumen lebih rigid," papar dia.

Vice President Trade Finance, Divisi Internasional Bank Negara Indonesia (BNI) Afien June mengatakan, BNI juga sudah melakukan perbaikan. Pengecekan dokumen kini lebih singkat, hanya menjadi satu hari. "Dulu lama karena sistemnya belum terintegrasi. Sekarang bila dokumen lengkap transaksi pengiriman barang bisa dalam satu hari," ujarnya.

Afien menjamin fee yang dikenakan BNI tidak akan lebih besar dari tarif di bank asing. Sebab, dari sisi jaringan, bank domestik sudah mampu bersaing dengan bank asing. "Tarif tidak mungkin beda. Bank hanya perang di sisi layanan saja," tambahnya.

Sebelumnya, Ketua Gabungan Pengusaha Ekspor Indonesia (GPEI) Benny Sutrisno mengatakan, perbankan Indonesia harus lebih inovatif lagi karena sistem perbankan masih kalah jauh dengan bank asing. "Perbankan harus didorong untuk belajar dari bank luar negeri," ujarnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: