Sambut Musim Dividen, Simak Rekomendasi Saham dan Catatan Analis Berikut



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pelaku pasar mulai menyambut musim pembagian dividen. Sejumlah emiten telah unjuk gigi memberikan bocoran nilai dividen jumbo yang akan ditebar dari laba bersih tahun buku 2022.

Tengok saja emiten Grup Astra, PT United Tractors Tbk (UNTR) yang berencana untuk menebar dividen final sebesar Rp 6.185 per saham. Sedangkan induk usahanya, PT Astra International Tbk (ASII) mengusulkan pembagian dividen final senilai Rp 552 per saham.

Punya kinerja mentereng, emiten bank juga rajin tebar dividen. Contohnya PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) dan PT Bank Mega Tbk (MEGA) yang siap mengalokasikan dividen sebanyak 70% dari laba bersih tahun 2022.


Emiten ritel PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) juga tak kalah loyal dengan rencana pembagian dividen sebesar Rp 525 per saham. Pasar merespons, harga saham emiten yang bakal memberi dividen pun menguat.

Baca Juga: Catat Jadwal Pembayaran Dividen Bank Mega yang Mencapai 70% dari Laba 2022

Contohnya saham ASII dan UNTR yang masing-masing menguat 5,17% dan 10,82% selepas pengumuman rencana pembagian dividen, Selasa (28/2). Meski setelah lonjakan harga tersebut saham ASII dan UNTR berfluktuasi.

Head of Equity Research Kiwoom Sekuritas Indonesia Sukarno Alatas melihat pasar memiliki ekspektasi terhadap pembagian dividen jumbo, sejalan dengan lonjakan kinerja pada tahun buku 2022. Terutama bagi emiten batubara dan perbankan.

Emiten BUMN juga ditaksir bakal membagikan dividen besar, untuk memberikan kontribusi pendapatan yang tinggi terhadap bagian pemerintah. Hanya saja, Sukarno mengingatkan tidak semua emiten dengan laba moncer tahun lalu akan membagi dividen jumbo pada tahun ini.

Pertimbangannya antara lain kebutuhan dana untuk menopang strategi keberlanjutan usaha. "Tidak menutup kemungkinan, emiten yang kinerjanya bagus tapi sedang dalam ekspansi bisa saja menahan membagi dividen untuk menunjang rencana ekspansinya," kata Sukarno kepada Kontan.co.id, Kamis (2/3).  

Baca Juga: Laba Bank Bermekaran pada Tahun Lalu, Bonus dan Tantiem Bankir Ikut Naik

Research Analyst Infovesta Kapital Advisori, Arjun Ajwani menambahkan selain sektor energi dan perbankan, emiten anggota IDX High Dividen 20 menarik dicermati. Selain secara historis gemar membagikan dividen, emiten juga punya fundamental dan prospek bisnis yang apik.

"Emiten big caps, kinerja dan prospek bisnis yang bagus secara logika kemungkinan lebih tinggi membagi dividen yang besar," imbuh Arjun.

Financial Expert Ajaib Sekuritas, Ratih Mustikoningsih sepakat, saham-saham bank dan batubara potensial memberikan dividen jumbo. Melihat kinerja bottom line yang cemerlang pada tahun lalu, terutama yang berada di IDX High Dividen 20.

Hanya saja, Ratih memberikan catatan untuk saham batubara. Menimbang tren harga komoditas yang melandai dan kebutuhan dana untuk diversifikasi, ada potensi sejumlah emiten tidak akan jorjoran menebar dividen karena perlu untuk mengelola kas.

Baca Juga: Keuntungan Bisnis Geothermal Disebut Baru Bisa Dinikmati 5 Tahun Lagi

Awas Dividend Trap

Analis Kanaka Hita Solvera Raditya Krisna Pradana menyoroti, dengan lonjakan laba bersih, ekspektasi pasar terhadap pembagian dividen juga semakin tinggi. Hal ini akan menjadi daya tarik bagi investor, sehingga bisa mendongkrak harga sahamnya.

Meski begitu, pelaku pasar juga perlu waspada untuk menghindari dividend trap atau penurunan harga saham di sekitar pembagian dividen. Dus, perlu cermat memilih momentum saat mengoleksi saham pembagi dividen.

Guna meminimalkan risiko dividend trap, Arjun menyarankan mengoleksi terlebih dulu sebelum emiten mengumumkan dividen. Sehingga, perlu teliti mengukur prospek saham-saham mana saja yang secara kinerja dan historis loyal membagi dividen.

"Agar tidak beli setelah pengumuman dividen. Jika sahamnya sudah naik tinggi, kemungkinan capital gains akan cukup terbatas terutama dalam jangka pendek," kata Arjun.

Baca Juga: Momentum Koleksi Saham Pilihan LQ45

Sukarno melihat besaran dividend payout ratio (DPR) dan dividend yield masih menjadi acuan. Emiten dengan yield dividen di atas deposito atau di atas 10% akan menambah daya tarik investor dan trader untuk mengoleksi.

"Tapi tetap memperhitungkan risiko setelahnya. Momentum untuk masuk buy ketika sudah mulai ada sinyal beli yang jelas. Untuk menghindari dividend trap para trader bisa trading sampai menjelang cum date, tapi perhatikan tren harganya," imbuh Sukarno.

Analis Binaartha Sekuritas Ivan Rosanova sepakat, investor juga perlu mengamati pergerakan harga secara teknikal terutama pada level support-nya. Jika terjadi tren turun, setidaknya bisa mengurangi posisi sebagian untuk kembali buyback di harga yang lebih rendah.

Dengan begitu, rata-rata harga perolehan sahamnya bisa lebih rendah. Momentum koleksi saham juga bisa dilakukan saat terjadi sentimen negatif di pasar, karena ada potensi tekanan harga  dan kesempatan beli di harga murah untuk saham-saham yang akan membagikan dividen.

Baca Juga: Pembayaran Dividen Saham 3 Emiten Ini Sangat Besar Di Atas Bunga Deposito, Yield 22%

Raditya mengingatkan untuk screening terkait valuasi sahamnya. Apabila saham masih undervalue, risiko atas dividend trap akan semakin kecil. "Juga cermati timeline dividen, jangan sampai terlewat. Karena banyak yang baru menyadari ketika sudah memasuki ex date," imbuh dia.

Untuk saham-saham pembagi dividen ini, Raditya merekomendasikan buy untuk BBRI, ASII, UNTR dan PT Indo Tambang Raya Tbk (ITMG). Sedangkan Arjun menjagokan empat saham bank big caps yakni BBRI, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Mandiri (Persero) Tnk (BMRI), dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI).

Sementara Sukarno menyarankan beberapa saham BUMN yang diprediksi bakal menebar dividen besar, terutama dari bank dan tambang. Meliputi BBRI, BMRI, BBNI, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Timah Tbk (TINS), dan PT Bukit Asam Tbk (PTBA).

Menurut Sukarno, saham-saham batubara pembagi dividen juga menarik untuk dikoleksi, seperti ADRO dan ITMG. "Harga saham batubara sudah sempat turun juga dan saat ini pergerakannya cenderung sideways. Tapi tetap hati-hati mengingat tren harga batubara turun," terang dia.

Sedangkan Ratih menjagokan saham di IDX High Dividen 20, yakni BBCA, BBRI, ADRO, ITMG, dan UNTR. Ivan juga merekomendasikan saham di indeks tersebut, yakni ADRO, ITMG, ASII, dan UNTR.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati