Sambut revolusi industri 4.0, Kementerian ESDM dorong perubahan di ketenagalistrikan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kehadiran revolusi industri 4.0 akan memengaruhi pengembangan sektor ketenagalistrikan. Hal itu sejalan dengan pesatnya teknologi Information and Communication Technologies (ICT) yang meningkatkan interaksi dan konektivitas.

Sekretaris Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Manusia (ESDM) Munir Ahmad mengatakan, menghadapi kondisi ini, semua pihak sesuai dengan perannya masing-masing harus menyiapkan diri dalam menghadapi revolusi industri 4.0 di sektor ketenagalistrikan.

“Pilihannya adalah be changed or be replaced, sehingga revolusi industri 4.0 harus disikapi dengan bijak untuk perubahan yang lebih baik,” tuturnya dalam diskusi panel Menghadapi Tantangan Penerapan Industri 4.0 dalam Sektor Ketenagalistrikan Indonesia, Selasa (21/5).


Ia mengatakan, ada beberapa upaya ESDM untuk mendukung industri 4.0 di sektor ketenagalistrikan. Misalnya dalam mengembangkan infrastruktur ketenagalistrikan dengan memanfaatkan teknologi terkini atawa smart grid dan matering untuk meningkatkan penetrasi dalam system PLN.

Kementerian ESDM juga terus memperkenalkan PLTS Atap untuk pelanggan PLN guna mendorong peningkatan energi baru terbarukan (EBT). Melalui Permen ESDM Nomor 49 Tahun 2018 Tentang Penggunaan Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya Atap oleh Konsumen PT PLN, mulai 1 2019 konsumen PLN dapat memasang PLTS atap, memproduksi listrik sendiri, dan mengekspornya ke PLN.

“PLTS Atap juga merupakan pengembangan system kelistrikan distributed generation,” imbuhnya.

Selain itu, Kementerian ESDM juga mengembangkan distributed generation, micro-grid, dan distributed storage. Ia menyebut kini PLN tengah melakukan kajian pemasangan baterai sebagai energy storage system di Bali dengan kapasitas 50 MW/200 MWH.

Pihaknya juga terus melakukan perubahan bisnis penyediaan tenaga listrik, kini sedang dilakukan revisi grid code untuk mengakomodasi penggunaan energi baru terbarukan intermitten, revisi ini ditargetkan rampung pada akhir Juni 2019 mendatang.

Salah satu upayanya adalah mendorong pemanfaatan kendaraan listrik. Ia menuturkan nantinya ada pengaruh serta potensi penghematan digitalisasi pada pembangkit listrik.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli