KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga logam mulia sedang berada pada tren penguatan. Dan diproyeksi perpeluang melambung jelang window dressing akhir tahun 2023 ini. Sejauh ini, momentum pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS) yang melambat dan tren pelemahan dolar AS menyokong penguatan harga logam mulia. Mengutip data
Bloomberg, harga emas naik 2,42% dalam sepekan dan 2,53% dalam sebulan.
Jika ditelisik, sejak awal tahun ini harga emas telah menguat 3,03% ke level US$ 1.984,70 per ons troi per Jumat (17/11). Sementara harga perak meningkat 6,99% dalam sepekan dan naik 3,63% dalam sebulan.
Baca Juga: Kilau Harga Emas Spot Sedikit Meredup ke US$1.975,80 pada Senin (20/11) Pagi Tapi sejak awal tahun harga perak terkoreksi 4,79% ke US$ 24,20 per ons troi pada Jumat (19/11). Presiden Komisioner HFX International Berjangka, Sutopo Widodo mengatakan, kenaikan harga emas didukung menurunnya inflasi dan tanda-tanda melambatnya ekonomi Amerika Serikat. Harga emas juga mendapat dorongan tambahan setelah Moody's menurunkan prospek peringkat kredit AS dari stabil menjadi negatif. Kemudian, harga perak terangkat kenaikan penjualan ritel dan produksi industri China sehingga mendorong peningkatan permintaan perak. Senior Analyst PT Rifan Financindo Berjangka (RFB), Syaiful Bahri mengatakan, harga emas berpotensi naik menjelang window dressing di akhir tahun.
Baca Juga: Simak Rekomendasi Saham Pilihan dari Ajaib Sekuritas untuk Hari Ini (20/11) "Peluang naik ke US$ 2.072 masih terbuka di tengah ketidakpastian konflik di Gaza serta secara teknikal akan menguji level tertinggi di Oktober 2023 pada US$ 2.009 per ons troi," ucap Syaiful. Jika gagal menembus US$ 1.984–US$ 1.987, maka support US$ 1.973–US$ 1.975. Syaiful merekomendasikan short transaksi dengan kisaran US$ 10–US$ 20 per ons troi setiap hari. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli