KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Samindo Resources Tbk (
MYOH) mengincar perpanjangan kontrak jasa pertambangan dengan PT Kideco Jaya Agung. Kepala Hubungan Investor MYOH, Ahmad Zaki Natsir mengungkapkan, pihaknya sedang fokus mengurus proses perpanjangan dengan anak usaha PT Indika Energy Tbk (
INDY) yang bergerak di bidang tambang tersebut. “Kami masih nunggu apa aja
request dari mereka untuk tahun depan, jadi kami bisa
planning untuk sumber dayanya,” tutur Zaki kepada Kontan.co.id, Kamis (17/11). Seperti diketahui, kontrak jasa pertambangan
eksisting antara MYOH dengan kliennya, Kideco, akan habis pada Maret 2023 mendatang. Kontrak tersebut telah memayungi kerja sama antara keduanya sejak tahun 2009 lalu.
Baca Juga: Samindo Resources (MYOH) Bidik Pendapatan US$ 155,7 Juta pada 2022 MYOH meraup omzet ratusan juta dolar Amerika Serikat atas pekerjaan jasa tambang yang dilakukannya untuk Kideco. Sebagai gambaran, pendapatan yang MYOH kantongi dari Kideco dalam 3 tahun terakhir adalah sebesar US$ 239,14 juta di tahun 2019, US$ 173,46 juta di tahun 2020, dan US$ 160,66 juta di tahun 2021. Zaki mengaku belum bisa membeberkan berapa volume pekerjaan maupun potensi nilai kontrak yang bisa MYOH dapat dari perpanjangan kontrak jasa tambang dengan Kideco. “Ini yang lagi dinilai oleh Kideco, mereka sedang memantau aktivitas kami di lapangan, dari hasil pantauan mereka baru mereka akan memberikan penilaian berapa volume yang pas untuk MYOH,” tutur Zaki. Zaki optimistis, MYOH bisa memperoleh perpanjangan kontrak jasa tambang dengan pihak Kideco. “Kami optimistis, karena Kideco sudah melakukan pemantauan terhadap kontraktor mereka yang
eksisting untuk menentukan volume yang sesuai dengan kapasitas masing-masing kontraktor,” terang Zaki. Seturut dengan pembahasan potensi perpanjangan kontrak, Zaki mengaku belum memiliki angka volume kinerja operasional yang akan menjadi panduan MYOH untuk tahun depan. Catatan saja, saat tulisan ini dibuat, Kideco merupakan klien tunggal MYOH.
Sepanjang Januari-September 2022 lalu, MYOH membukukan pendapatan sebesar US$ 103,89 juta menurut laporan keuangan interim perusahaan, turun 13,53% dibanding pendapatan periode Januari-September 2021 yang mencapai US$ 120,15 juta. Dari hasil pendapatan tersebut, MYOH mengantongi laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias laba bersih sebesar US$ 9,89 juta pada Januari-September 2022, turun 53,38% dibanding realisasi Januari-September 2021 yang sebesar US$ 21,23 juta. Sementara itu, kas dan setara kas akhir periode MYOH tercatat sebesar US$ 94,35 juta per 30 September 2022. Jumlah tersebut naik 6,75% dibanding kas dan setara kas awal periode yang tercatat sebesar US$ 88,38 juta. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .