Samindo siapkan manuver bisnis 2017



JAKARTA. Kalau tak ada onak dan duri, tahun 2017 akan menjadi salah satu catatan penting bagi perjalanan bisnis PT Samindo Resources Tbk. Mereka berencana menambah empat bisnis baru, yakni pembangkit listrik tenaga uap (PLTU), tambang batubara, transportasi pertambangan dan produksi kelapa sawit.

Sekadar kilas balik, tahun 2012 silam Samindo Resources alih bisnis ke sektor pertambangan. Alhasil, sejak empat tahun belakangan perusahaan ini dikenal sebagai kontraktor jasa pertambangan. Padahal sejak tahun 2000, Samindo bergelut di bisnis jasa teknologi informasi dengan mengusung identitas PT Myoh Technology Tbk.

Nah, mengenai rencana diversifikasi bisnis tahun depan, Samindo akan merealisasikannya, menurut skala yang paling cepat terwujud. "Semua rencana akan dijalankan tapi berdasarkan timeline, yang paling dekat ini adalah membentuk konsorsium untuk membidik proyek PLN," ujar Hananto Wibowo, Sekretaris Perusahaan PT Samindo Resources Tbk kepada KONTAN, Rabu (23/11).


Samindo Resources telah masuk pre qualification (PQ) tender alias tahap awal untuk mengikuti tender sebuah proyek. Pilihan lokasi pembangkit listrik di Kalimantan Timur. Sempat tercetus sebelumnya, kalau mereka ingin membikin PLTU berkapasitas 1.000 megawatt (MW).

Mimpi Samindo Resources masuk bisnis setrum bahkan tak terusik sedikit pun oleh kebijakan pemerintah yang menurunkan target realisasi mega proyek pembangkit listrik dari 35.000 MW menjadi 19.763 MW pada tahun 2019. Pertimbangan mereka, investasi bisnis listrik sudah jelas pasarnya.

Namun, Samindo Resources tetap berhati-hati. Makanya, perusahaan ini memilih bergabung dalam konsorsium yang memiliki pengalaman bisnis listrik. Perusahaan juga akan mencari pendanaan setelah benar-benar mengantongi proyek di tangan.

Di lini bisnis tambang batubara, Samindo Resources berencana mengakuisisi satu tambang batubara berkualitas medium dengan grade rendah kisaran 4.000 kilo kalori (kkal). Perusahaan berkode saham MYOH di Bursa Efek Indonesia tersebut menyediakan dana lebih dari US$ 1 juta. 

Dua rencana bisnis lain yakni transportasi pertambangan dan produksi kelapa sawit, masih dalam tahap pematangan. Samindo Resources berencana menggandeng mitra bisnis.

Kontrak harga lama

Sementara hingga akhir tahun 2016, Samindo Resources memprediksi, mengantongi pendapatan US$ 186,69 juta. Mereka menggunakan rumus rerata pendapatan setiap bulan US$ 15,55 juta. Proyeksi tersebut susut 17,51% ketimbang pendapatan tahun lalu yakni US$ 226,33 juta.

Pemicu pendapatan turun adalah kontrak Samindo Resources dengan PT Kideco Jaya Agung masih menggunakan patokan harga lama. "Harganya masih dipatok seperti dalam kondisi turun itu karena kontraknya tidak bisa diubah mendadak," terang Hananto.

Target Samindo Resources tahun ini melakukan pekerjaan waste removal dengan volume 45,25 juta ton dan produksi batubara 10 juta ton. Sampai 11 November 2016, volume waste removal mencapai 40,68 juta ton dengan produksi batubara 9,88 juta ton. Asal tahu, waste removal adalah aktivitas penggalian material tak terpakai, pemuatan, pengangkutan sampai dump di disposal.

Segala aktivitas bisnis Samindo Resources  mengandalkan dana belanja modal sekitar US$ 7,5 juta. Namun, perusahaan itu memperkirakan, tak semua dana itu akan terserap habis.                      

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini