BANDUNG. Puing roket Falcon 9 yang jatuh di Desa Lombang, Kecamatan Gili Genting, Kabupaten Sumenep pada Senin (26/9) menjadi sampah antariksa terbesar yang pernah ditemukan di Indonesia. Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Thomas Djamaluddin, dalam konferensi pers yang digelar di Bandung, Jumat (7/10). Thomas menjelaskan, sejak berdiri, Lapan telah menemukan sampah antariksa tiga kali. Puing sisa misi antariksa pertama yang ditemukan adalah pecahan roket Rusia yang jatuh di wilayah Gorontalo pada tahun 1981. Kedua, salah satu bagian roket Soyuz A-2 Space Launcher 4 milik CIS Rusia juga jatuh di Lampung pada 16 April 1988. Benda itu berfungsi sebagai peluncur satelit cosmos 1938 (satelit mata-mata militer). Sementara pecahan roket CZ-3 (satelit komunikasi DHF-3) milik Tiongkok menjadi benda antariksa berukuran besar ketiga yang ditemukan LAPAN. Benda itu jatuh di kebun karet, Desa Bukit Harapan V, Kecamatan Ketahun, Kabupaten Bengkulu Utara pada 14 Oktober 2003.
Sampah antariksa di Sumenep terbesar di Indonesia
BANDUNG. Puing roket Falcon 9 yang jatuh di Desa Lombang, Kecamatan Gili Genting, Kabupaten Sumenep pada Senin (26/9) menjadi sampah antariksa terbesar yang pernah ditemukan di Indonesia. Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Thomas Djamaluddin, dalam konferensi pers yang digelar di Bandung, Jumat (7/10). Thomas menjelaskan, sejak berdiri, Lapan telah menemukan sampah antariksa tiga kali. Puing sisa misi antariksa pertama yang ditemukan adalah pecahan roket Rusia yang jatuh di wilayah Gorontalo pada tahun 1981. Kedua, salah satu bagian roket Soyuz A-2 Space Launcher 4 milik CIS Rusia juga jatuh di Lampung pada 16 April 1988. Benda itu berfungsi sebagai peluncur satelit cosmos 1938 (satelit mata-mata militer). Sementara pecahan roket CZ-3 (satelit komunikasi DHF-3) milik Tiongkok menjadi benda antariksa berukuran besar ketiga yang ditemukan LAPAN. Benda itu jatuh di kebun karet, Desa Bukit Harapan V, Kecamatan Ketahun, Kabupaten Bengkulu Utara pada 14 Oktober 2003.