Sampai 7 November, DSLNG sudah menjual 35 kargo LNG ke konsumen



KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Donggi Senoro Liquefied Natural Gas (DSLNG), optimistis bisa mengirim 41 kargo liquefied natural gas (LNG) sampai penghujung tahun ini. Jumlah itu turun tipis dibandingkan dengan pengiriman tahun sebelumnya, dimana DSLNG bisa mengirimkan 42 kargo.

Corporate Affairs Director DSLNG Aditya Mandala menuturkan, penurunan itu terjadi karena pada tahun ini, pihaknya melakukan perawatan (maintenance) pada kilang satu-satunya milik DSLNG. Per 7 November ini, pihaknya telah mengirimkan 35 kargo, dan pada 13 November mendatang, akan ada pengiriman kargo yang ke-36, dengan volume sekitar 125.000 meter kubik pada setiap kargo.

“Per tahun antara 40-42 kargo. Tahun ini kita ada maintenance di kilang sekitar dua minggu, jadi nggak bisa produksi maksimal. Sebentar lagi tanggal 13 November akan ada shipment ke-36” ujarnya kepada KONTAN, Rabu (7/11).


Adapun, dari jumlah tersebut, 31 kargo LNG dikirim untuk pasar ekspor tetap, dimana DSLNG telah melakukan komitmen pengiriman jangka panjang hingga tahun 2027 dengan tiga perusahaan. Yakni Kyushu Electric Power Co. Inc., Korea Gas Corporation, serta Jera.co.inc yang merupakan perusahaan patungan dari Chubu Electric Power dan Tokyo Electric Power Company.

Sementara empat kargo lainnya dikirim ke pasar spot, dengan perjanjian periodik yang tidak tetap atau insidental. Aditya menyebut, pasar spot itu ditujukan sejumlah perusahaan di beberapa negara, seeprti di Korea dan Jepang. Biasanya, lanjut Aditya, pihaknya mengirimkan enam sampai tujuh kargo untuk spot market setiap tahunnya.

“Yang tiga itu kontrak jangka panjang (long term) sampai 2027, jadi kalau butuh, langsung kita kirim. Kalau yang long term itu lagi nggak butuh, baru kita tender untuk spot market, biasanya juga ke Singapura, China dan India,” jelasnya.

Aditya mengungkapkan, pihaknya belum memiliki pasar domestik tetap untuk LNG. Hanya saja, DSLNG biasanya mengirimkan spot LNG ke Perusahaan Listrik Negara (PLN) atau untuk kebutuhan ketenagalistrikan.

“PLN beli dari kita LNG, lalu regasifikasi menjadi gas lagi untuk listrik. Pernah juga ke Aru yang punya Pertamina, itu juga regasifikasi untuk listrik,” imbuhnya.

Untuk perluasan pasar, Aditya mengatakan, pihaknya masih akan fokus untuk melayani tiga pembeli jangka panjang hingga tahun 2027 mendatang. Begitu juga dengan pertambahan kilang, dimana DSLNG tidak berencana menambah kilang hingga 2027 mendatang.

Padahal, kilang yang terletak di Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah itu merupakan kilang satu-satunya yang dimiliki DSLNG. Adapun, saat ini kilang tersebut dipasok oleh Pertamina Eksplorasi dan Produksi (EP) melalui proyek pengembangan gas Matindok serta dari Joint Operating Body Pertamina – Medco E&P Tomori Sulawesi (JOB PMTS) yang mengelola blok Senoro Toili.

Dari Matindok, kilang itu dipasok sekitar 85 juta kaki kubik per hari, sedangkan dari Senoro sebesar 250 juta kaki kubik per hari.

“Total bisa 360 MMCF (Million Standard Cubic Feet) per hari. Pertahun-nya sekitar 2,2 juta. Sepertinya untuk sementara ini sampai 2027 baru satu aja. Belum ada (penambahan) walau pun lahan kita siap. Kita juga harus melihat market-nya seperti apa,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Azis Husaini