Sampai akhir 2020, kinerja Hero Supermarket (HERO) diproyeksi masih tertekan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten ritel PT Hero Supermarket Tbk (HERO) memproyeksi kinerja Perseroan masih akan tertekan oleh pandemi COVID-19.

Direktur HERO Erwantho Siregar mengemukakan akibat pandemi, sepanjang 2020 kinerja perusahaan harus disesuaikan dengan kebijakan yang harus dilakukan oleh HERO. Pihaknya menyampaikan pula, kinerja akhir 2020, tidak akan berbeda jauh dari pencapaian 2019.

"Kinerja kami tertekan akibat pandemi dengan adanya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB),  perusahaan harus menentukan batas jam operasional gerai-gerainya, penurunan kapasitas toko serta berkurangnya jumlah pengunjung yang datang ke toko-toko milik perusahaan, yakni Giant, Hero, Guardian dan IKEA, hingga perubahan perilaku berbelanja masyarakat," jelas Erwantho dalam paparan publik yang berlangsung virtual, Senin (7/12)?


Eswantho menjelaskan, kondisi tersebut ditambah dengan masih melemahnya daya beli masyarakat sehingga orang masih cenderung berhati hati dan membelanjakan kebutuhan pokok. Dengan demikian, pihaknya memperkirakan kinerja keuangan perusahaan tidak akan banyak berubah hingga akhir tahun 2020.

Baca Juga: Penjualan supermarket diprediksi masih lemah pada 2021, berikut penyebabnya

Perusahaan akan tetap fokus mencari alternatif untuk meningkatkan pendapatan, efisiensi pengeluaran, dan menekan beban. Salah satu strategi yang telah dilakukan HERO adalah meningkatkan penjualan secara online pada toko-toko yang dimilikinya. Ia mengatakan, saat ini pola belanja masyarakat telah beralih dari datang ke tempat menjadi membeli melalui situs resmi yang dimiliki perusahaan.

Berdasarkan laporan keuangan HERO pada kuartal III 2020, HERO membukukan penurunan pendapatan 27,65% secara tahunan menjadi Rp6,86 triliun dari pencapaian Rp9,48 triliun. Penurunan beban pokok pendapatan terlihat berkurang 25,58% secara tahunan menjadi Rp5,07 triliun dan beban usaha yang juga terkoreksi 20,29% secara tahunan menjadi Rp2,29 triliun.

HERO masih mencatatkan kenaikan signifikan dari pos beban keuangan dari hanya Rp913 juta menjadi Rp70,56 miliar, diikuti dengan penurunan penghasilan keuangan dari Rp6,13 miliar menjadi Rp937 juta.

Hal ini membuat kerugian perseroan atau rugi yang diatribusikan pada entitas induk semakin melonjak menjadi RpRp339,46 miliar dari yang hanya berjumlah Rp6,68 miliar pada periode yang sama tahun lalu.

Berdasarkan lini segmen usaha, pendapatan dari segmen makanan masih menjadi penopang pendapatan perseroan yakni sebesar 69,25% diikuti segmen non makanan yang menyumbang 30,74% dari total penjualan pada kuartal III 2020. Segmen tersebut juga menurun dibandingkan dengan tahun lalu, masing-masing 32,92% untuk segmen makanan dan sebesar 12,09% untuk segmen non makanan.

Selanjutnya: Pandemi corona menekan kinerja Hero Supermarket (HERO)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .