Sampai akhir tahun, ITMA masih fokus dalam bisnis Jasa konsultasi



KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Selain melirik bisnis kelistrikan, PT Sumber Energi Andalan Tbk saat ini juga agresif dalam memburu klien baru. Sebagai informasi, emiten berkode saham ITMA ini bergerak di bidang jasa konsultasi pertambangan. Rocky Oktanso Sugih, Presiden Direktur Sumber Energi Andalan mengungkapkan ada beberapa klien baru perusahaan yang kini masih dalam tahap pembahasan. Sembari terus memperkuat rencana bisnis pembangkit listrik, kata Rocky, perusahaan fokus untuk memberikan layanan konsultasi hingga akhir tahun ini. "Sekarang masih fokus menjalani bisnis jasa konsultasi dan kelistrikan, kalau jasa kan kontribusinya enggak terlalu besar. Sampai akhir tahun belum ada klien baru tapi ada beberapa klien yang dalam tahap pembahasan, mungkin awal tahun realisasinya," ungkapnya, Rabu (28/11). Sementara ini perusahaan belum merilis laporan keuangan untuk kuartal III-2018, Rocky mengaku ada penurunan pendapatan. Oleh karena itu guna mendongkrak pendapatan perusahaan akan berkecimpung di bisnis pembangkit listrik. Sepanjang kuartal I-2018, ITMA mencatatkan pendapatan sebesar US$ 6,163 atau turun 81,67% ketimbang pendapatan pada periode yang sama tahun lalu sebesar US$ 33,630. Pendapatan diperoleh dari pihak berelasi yaitu Dian Energi B.V. Pendapatan menurun lantaran perjanjian layanan teknis antara perusahaan dengan PT Kalimantan Prima Power (KPP) yang dimulai sejak 2012 baru saja berakhir pada akhir 2017. Sebagai informasi, ITMA menggunakan tahun pelaporan yang dimulai pada 1 April. Sebelumnya perusahaan memberikan pelayanan teknis kepada KPP untuk mendukung proyek 3x18 MW proyek Daya Thermal di Sangatta, Indonesia yang mencangkup disiplin ilmu teknik mesin, listrik, sipil, instrumentasi dan managemen proyek umum. ITMA mendapatkan pendapatan sebesar Rp 122,47 juta per bulan dari penyedia jasa tersebut. Sementara, bagian atas hasil bersih entitas asosiasi sebesar US$ 5,01 juta menyusut 13,915 menjadi US$ 5,82 juta. ITMA menghasilkan laba periode berjalan sebesar US$ 4,97 juta atau turun 14,31% dari laba periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$ 5,80 juta. Sebagai informasi, sejak 2012, perusahaan melakukan pembelian saham atas PT Mitratama Perkasa dengan harga perolehan sebesar US$ 1 dan presentase kepemilikan sebesar 30%. "Perusahaan juga akan terus melanjutkan kepemilikan 30% saham atas PT Mitratama Perkasa dan akan berkontribusi dalam keuntungan perusahaan," katanya dalam paparan publik yang diadakan pada Rabu (28/11). Perusahaan telah melakukan perhitungan nilai wajar perolehan atas investasi pada entitas asosiasi PT Mitratama Perkasa. Penyesuaian nilai wajar entitas asosiasi tersebut dicatat sebagai bagian dari pendapatan komprehensif lain dalam laporan keuangan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Azis Husaini