Sampai akhir tahun penjualan benih sawit melonjak



JAKARTA. Kebutuhan sawit yang tetap ada membuat permintaan benih sawit terus tumbuh. Hal ini tercermin dari penjualan benih sawit Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan di periode Januari - Agustus 2012 yang naik 10% dari periode yang sama tahun lalu menjadi 26,8 juta benih.

Oloan Lubis, Manajer Pemasaran PPKS Medan mengatakan naiknya penjualan benih ini lantaran banyak petani sawit rakyat membeli langsung  dari mereka. "Ditambah lagi banyak perusahaan perkebunan sudah membeli benih untuk persiapan tanam 2013," katanya.

Melihat hasil ini, ia yakin penjualan benih PPKS Medan sampai akhir tahun ini bakal melebihi dari target yang dicanangkan sebesar 30 juta benih. Tahun lalu, PPKS Medan juga sempat memasang target penjualan 30 juta benih tapi  hasilnya malah lebih menjadi 35 juta benih. Saat ini, kapasitas produksi benih PPKS Medan mencapai 50 juta benih per tahun.


Sejauh ini, hasil penjualan benih PPKS Medan dilempar ke pasar domestik. Seperti wilayah Sumatera dan Kalimantan. Belakangan menyusul permintaan dari Papua. Ini lantaran mulai banyak perkebunan sawit yang melebarkan sayap ke Papua.

Namun, PPKS Medan masih belum berani  menjajaki pasar ekspor lantaran benih sawit berbentuk kecambah hanya  bertahan antara lima sampai tujuh hari.

Kedepan, PPKS punya rencana merambah pasar ekspor. Mereka akan menggandeng mitra luar negeri untuk memasarkan benih sawitnya.Penjualan benih sawit PT Dami Mas Indonesia, anak usaha PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk (SMART) juga melejit. Di periode Januari-Agustus 2012 penjualan benih sawit Dami Mas mencapai 10 juta benih, tumbuh 20% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Menurut Tony Liwang, Direktur Dami Mas, sekitar 40.000 benih sawit diekspor. Ia memprediksi ekspor benih sawit Dami Mas tahun ini bisa mencapai 50.000 benih hingga 60.000 benih.

Meski ada tren peningkatan ekspor, Tony memproyeksikan total ekspor benih sawit Dami Mas tahun maksimal 100.000 benih. Pasalnya, potensi pembukaan lahan sawit di luar negeri seperti di benua Afrika belum maksimal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Markus Sumartomjon