Sampai April 2015, pengiriman uang TKI naik 15,5%



JAKARTA. Remitansi atau uang kiriman dari hasil kerja TKI yang bekerja di luar negeri pada 2015 mengalami kenaikan sebesar 15,5% atau sekitar US$ 485,8 juta bila dibandingkan dengan periode yang sama Januari hingga April 2014. "Hal ini merupakan bukti upaya pemerintah mendorong TKI untuk bekerja di sektor formal," kata Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI), Nusron Wahid, Senin (6/7). Remitansi TKI yang berada di luar negeri hingga April 2015 mencapai sebesar US$ 3,1 miliar sedangkan pada 2014 hingga bulan yang sama sebesar US$ 2,6 miliar. Total TKI yang mengirim remitansi, untuk TKI formal sebanyak 1,5 juta orang dan TKI informal sebanyak 2,2 juta orang. Remitansi pada tahun ini mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Remitansi tersebut terdiri dari TKI formal sebesar US$ 1,12 miliar, TKI informal sebesar US$ 1,03 miliar dan TKI profesional sebesar US$ 960 juta. Berdasarkan data yang diperoleh dari Bank Indonesia (BI) tersebut, menunjukkan bahwa pada 2015, Remitansi TKI formal cenderung lebih besar dibandingkan remitansi TKI informal. Dan dari data remitansi tiga tahun terakhir baru kali ini jumlah remitansi TKI formal lebih tinggi daripada TKI informal. Remitansi TKI yang masuk ke tanah air tersebut masih cenderung berpotensi lebih tinggi lagi karena remitansi TKI tersebut belum terhitung yang dikirim melalui jasa Wesel Pos, Western Union, dan pengiriman jasa perorangan lainnya. Potensi remitansi yang dapat dikirimkan TKI dari luar negeri sangat besar, namun masih belum dapat seluruhnya tercermin dari pengiriman uang melalui lembaga resmi yang ada. BNP2TKI, kata Nusron, bekerja sama dengan BI, OJK dan Kemenaker mensosialisasikan transaksi non tunai kepada CTKI/TKI dan keluarganya di mana di dalamnya terdapat tentang pengiriman gaji secara 'account to account' dari majikan kepada TKI, sehingga diharapkan dengan transaksi secara non tunai, data remitansi akan tercatat di BI dan secara otomatis jumlah remitansi akan jauh lebih meningkat.

Pada bulan ramadan ini diprediksi remitansi TKI akan lebih jauh meningkat. Hal itu merupakan tugas pemerintah untuk menggenjot program literasi keuangan terutama untuk perencanaan keuangan agar dana yang dikirim TKI ke keluarganya dapat digunakan untuk kepentingan investasi dalam bentuk membuka usaha di pedesaan, tidak semata-mata untuk dikonsumsi. "Biar ada hasil jerih payah TKI yang memberikan manfaat pembangunan ekonomi di pedesaan, kata Nusron.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Hendra Gunawan