Sampai bulan Juli, BNI Multifinance catatkan kenaikan pembiayaan sebesar 27,81%



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan multifinance terus menggeber pembiayaan pada paruh kedua 2019. Berkat upaya ini, bisnis pembiayaan bisa terus tumbuh. Ambil contoh PT BNI Multifinance mencatatkan realisasi pembiayaan baru (new booking) sebanyak Rp 759,6 miliar.

Direktur BNI Multifinance Hasan Gazali Pulungan menyatakan nilai ini tumbuh sebesar Rp 165,3 miliar atau 27,81% year on year (yoy) pada posisi Juli 2018 lalu senilai Rp 594,3 miliar.

Baca Juga: Fintech P2P lending gencar kerjasama dengan bank


“Komposisi new booking per Juli 2019 sebagai berikut, operating lease finance senilai Rp 33 miliar. Pembiayaan modal kerja sebesar Rp 226 miliar, investasi Rp 451 miliar, dan multiguna sebanyak Rp 49 miliar. Adapun total piutang pembiayaan per Juli 2019 senilai Rp 1,38 triliun,” ujar Hasan kepada Kontan.co.id pada Senin (26/8).

Lanjut Ia, hingga akhir tahun, anak perusahaan dari PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk ini membidik dapat menyalurkan piutang pembiayaan sebesar Rp 2,5 triliun.

Ia bilang hingga akhir tahun, komposisi pembiayaan BNI Multifinance tidak akan berbeda dengan pencapaian Juli 2019. Adapun segmen yang masih akan menopang pembiayaan ialah investasi.

Baca Juga: Pendanaan seret, bisnis pembiayaan properti menciut

Kendati pembiayaan tumbuh hingga dobel digit, BNI Multifinance masih mampu menekan pembiayaan bermasalah. Hal ini tecermin dari rasio pembiayaan bermasalah atau non performing financing (NPF) di level 1,04% per Juli 2019. Nilai ini masih membaik dari posisi NPF di Juli 2018 pada level 2%.

BNI Multifinance mengakui sektor produktif masih akan tetap menjadi andalan perusahaan. Sedangkan sektor konsumtif, pihaknya akan masuk secara selektif. Khususnya ke perusahaan yang karyawannya memiliki payroll di Bank BNI.

Hasan mengaku alasan BNI Multifinance lebih banyak membidik sektor produktif lantaran lebih sustainable. Seiring dengan sinergi dengan debitur induk perusahaan Bank BNI. Selain itu demi menunjang sektor riil.

Baca Juga: Volume pemesanan ST005 capai Rp 1,96 triliun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi