Sampai Juli, outstanding penjaminan naik tipis



JAKARTA. Sejalan dengan bisnis baru yang masih belum bisa berlari kencang, industri penjaminan juga mencatatkan pertumbuhan yang mini dari sisi outstanding penjaminan. Dalam tujuh bulan pertama di 2015, industri hanya mencatatkan kenaikan outstanding yang tipis. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), hingga bulan Juli kemarin, industri penjaminan domestik mencatatkan outstanding penjaminan sebesar Rp 93,47 triliun. Sementara di akhir 2014, outstanding penjaminan tercatat sebesar Rp 92,62 triliun. Artinya dalam waktu dua bulan, outstanding penjaminan hanya naik tak sampai 1%. Menurut Ketua Asosiasi Perusahaan Penjaminan Indonesia (Asppisindo) Diding S Anwar, hal ini tak lepas dari kondisi ekonomi makro yang cenderung melambat. Industri penjaminan pun mau tak mau ikut terpengaruh kondisi tersebut. "Penyerapan kredit baik dari segmen bank maupun non bank secara umum ikut terpengaruh juga," kata dia, Senin (28/9). Sampai bulan Juli, outstanding penjaminan untuk usaha non produktif masih mendominasi sebesar Rp 57 triliun. Jumlah ini setara dengan 61% dari total outstanding penjaminan. Sedangkan 39% sisanya atau sebesar Rp 36,4 triliun merupakan outstanding penjaminan usaha produktif. Selama ini segmen penjaminan kredit usaha non produktif memang masih jadi primadona. Selain karena margin keuntungan yang lebih didapat bisa lebih besar, rata-rata rasio klaimnya pun lebih rendah. Di saat yang sama, secara nasional industri penjaminan memiliki aset sebesar Rp 11,36 triliun. Angka ini naik 4,4% dari posisi di akhir 2014 yang sebesar Rp 10,87 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Hendra Gunawan