JAKARTA. Penjualan alat berat PT United Tractors Tbk (UNTR) masih tersendat. Hal ini terlihat dari volume penjualan alat berat "Komatsu" di bulan Juli 2014 yang hanya mencapai 301 unit.Penjualan alat berat di bulan Juli menjadi penjualan yang terburuk sepanjang tahun ini. Perlambatan penjualan memang mulai terasa sejak bulan April 2014 lalu. Jika dibandingkan bulan Juli tahun 2013, penjualan alat berat kali ini turun 7,66% year on year (yoy).Akumulasi penjualan alat berat Komatsu dari bulan Januari hingga Juli juga masih belum tumbuh. Hingga Juli, UNTR hanya mampu menjual 2.508 unit alat berat. Jumlah itu turun 9,45% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang sebesar 2.770 unit. "Pangsa pasar sepanjang tujuh bulan pertama tahun ini masih sebesar 40%," ujar Ari Setiyawan, Investor Relation UNTR dalam laporannya, beberapa waktu lalu. Turunnya penjualan alat berat UNTR tetap disebabkan oleh penurunan permintaan terutama dari sektor pertambangan batubara. Ini terlihat dari merosotnya kontribusi sektor pertambangan terhadap total penjualan alat berat UNTR. Dalam tujuh bulan di tahun 2013, sektor pertambangan mampu menyokong kontribusi penjualan alat berat UNTR hingga 47%. Namun, kini, kontribusi itu merosot menjadi hanya 36%. Untungnya, kontribusi dari sektor lainnya meningkat.Malahan, kontribusi segmen kehutanan naik signifikan dari 8% di bulan Januari-Juli 2013 menjadi 14% di periode sama tahun ini. Pun demikian kontribusi dari sektor konstruksi yang meningkat dari 23% menjadi 28%. Sementara kontribusi alat berat dari sektor perkebunan tetap stabil di level 22%. Tahun ini UNTR menargetkan bisa meraih kenaikan penjualan alat berat sebesar 5% dibandingkan tahun lalu. Sepanjang 2013, volume penjualan alat berat UNTR mencapai 4.203 unit. Artinya, UNTR membidik penjualan 4.413 unit alat berat di tahun ini.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sampai Juli,penjualan alat berat UNTR turun 9,45%
JAKARTA. Penjualan alat berat PT United Tractors Tbk (UNTR) masih tersendat. Hal ini terlihat dari volume penjualan alat berat "Komatsu" di bulan Juli 2014 yang hanya mencapai 301 unit.Penjualan alat berat di bulan Juli menjadi penjualan yang terburuk sepanjang tahun ini. Perlambatan penjualan memang mulai terasa sejak bulan April 2014 lalu. Jika dibandingkan bulan Juli tahun 2013, penjualan alat berat kali ini turun 7,66% year on year (yoy).Akumulasi penjualan alat berat Komatsu dari bulan Januari hingga Juli juga masih belum tumbuh. Hingga Juli, UNTR hanya mampu menjual 2.508 unit alat berat. Jumlah itu turun 9,45% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang sebesar 2.770 unit. "Pangsa pasar sepanjang tujuh bulan pertama tahun ini masih sebesar 40%," ujar Ari Setiyawan, Investor Relation UNTR dalam laporannya, beberapa waktu lalu. Turunnya penjualan alat berat UNTR tetap disebabkan oleh penurunan permintaan terutama dari sektor pertambangan batubara. Ini terlihat dari merosotnya kontribusi sektor pertambangan terhadap total penjualan alat berat UNTR. Dalam tujuh bulan di tahun 2013, sektor pertambangan mampu menyokong kontribusi penjualan alat berat UNTR hingga 47%. Namun, kini, kontribusi itu merosot menjadi hanya 36%. Untungnya, kontribusi dari sektor lainnya meningkat.Malahan, kontribusi segmen kehutanan naik signifikan dari 8% di bulan Januari-Juli 2013 menjadi 14% di periode sama tahun ini. Pun demikian kontribusi dari sektor konstruksi yang meningkat dari 23% menjadi 28%. Sementara kontribusi alat berat dari sektor perkebunan tetap stabil di level 22%. Tahun ini UNTR menargetkan bisa meraih kenaikan penjualan alat berat sebesar 5% dibandingkan tahun lalu. Sepanjang 2013, volume penjualan alat berat UNTR mencapai 4.203 unit. Artinya, UNTR membidik penjualan 4.413 unit alat berat di tahun ini.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News