KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) pada tahun ini mengalokasikan belanja modal sebesar US$ 122 juta. “Belanja modal yang sudah terserap per kuartal 1 tahun ini sebesar US$ 11,8 juta,” ujar Direktur Indo Tambangraya Megah Yulius Gozali pada Kontan, Rabu (15/5). Sebelumnya ia menyampaikan belanja modal selama kuartal awal tahun ini digunakan untuk perluasan pelabuhan, peralatan, serta perlengkapan mesin. Selanjutnya mereka juga akan meneruskan penggunaan belanja modal untuk perbaikan infrastruktur dan peningkatan kapasitas mesin dan peralatan tambang. Sumber dana capex ini diperoleh dari kas internal perusahaan. Pada tahun ini, emiten bersandi ITMG ini membidik volume produksi batubara hingga 23,6 juta ton barubara dengan penjualan 26,5 juta ton pada 2019. Yulius bilang, ITMG menjual 6 juta ton batubara dalam triwulan pertama 2019 yang dikapalkan ke China sebesar 1,9 juta ton, Jepang 1,1 juta ton, Indonesia 0,6 juta ton, India 0,5 juta ton, Bangladesh 0,5 juta ton, Thailand 0,4 juta ton, dan negara-negara lain di Asia Timur, Selatan, dan Tenggara.
Sampai Maret 2018, Indo Tambangraya (ITMG) serap capex US$ 11,8 juta
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) pada tahun ini mengalokasikan belanja modal sebesar US$ 122 juta. “Belanja modal yang sudah terserap per kuartal 1 tahun ini sebesar US$ 11,8 juta,” ujar Direktur Indo Tambangraya Megah Yulius Gozali pada Kontan, Rabu (15/5). Sebelumnya ia menyampaikan belanja modal selama kuartal awal tahun ini digunakan untuk perluasan pelabuhan, peralatan, serta perlengkapan mesin. Selanjutnya mereka juga akan meneruskan penggunaan belanja modal untuk perbaikan infrastruktur dan peningkatan kapasitas mesin dan peralatan tambang. Sumber dana capex ini diperoleh dari kas internal perusahaan. Pada tahun ini, emiten bersandi ITMG ini membidik volume produksi batubara hingga 23,6 juta ton barubara dengan penjualan 26,5 juta ton pada 2019. Yulius bilang, ITMG menjual 6 juta ton batubara dalam triwulan pertama 2019 yang dikapalkan ke China sebesar 1,9 juta ton, Jepang 1,1 juta ton, Indonesia 0,6 juta ton, India 0,5 juta ton, Bangladesh 0,5 juta ton, Thailand 0,4 juta ton, dan negara-negara lain di Asia Timur, Selatan, dan Tenggara.