KONTAN.CO.ID - JAKARTA.Pelindo III mencatatkan peningkatan 5%
year on year arus peti kemas di Terminal Peti Kemas Semarang (TPKS) hingga November 2018. Pada November tahun lalu arus peti kemas tercatat sebanyak 577.867 TEUs, kemudian pada periode yang sama pada 2018 tercatat meningkat hingga 611.486 TEUs. CEO Regional Jateng Pelindo III Arief Prabowo menyampaikan arus peti kemas internasional mendominasi bongkar muat di TPKS. Hal ini merefleksikan pertumbuhan perekonomian di kawasan Jawa Tengah, terutama yang terkait dengan komoditas ekspor-impor yang dikirim melalui TPKS.
Berdasarkan data Pelindo III, dari total arus peti kemas per November tahun ini 51% atau 313.128 TEUs merupakan peti kemas ekspor, 49% sisanya atau setara 298.358 TEUs merupakan peti kemas impor. "Kami optimistis bahwa target arus peti kemas tahun 2018 yang sebesar 731.289 TEUs dapat dicapai dengan tren pertumbuhan yang positif tersebut," tegasnya. Ia menjelaskan peningkatan arus peti kemas luar negeri dipengaruhi oleh tingginya project cargo yang diangkut dengan peti kemas. Barang-barang tersebut untuk mendukung proyek pembangungan PLTU Batang dan Tanjung Jati, Jepara. Serta kenaikan jumlah pengiriman peti kemas reefer, khususnya barang hasil olahan ikan untuk tujuan Rotterdam, Belanda, juga mendukung peningkatan arus peti kemas di TPKS. “Kenaikan arus peti kemas ini salah satunya disebabkan oleh peralihan beberapa Industri ke daerah Jawa Tengah, karena UMR yang masih lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata kota Industri lainnya di Indonesia,” ujar Arief Prabowo. Mengenai hal ini, Direktur Utama Pelindo III Doso Agung mengungkapkan Pelindo III secara bertahap akan menambah peralatan, termasuk 20 unit
Automatic-Rubber Tyred Gantry (A-RTG) untuk meningkatkan produktivitas bongkar muat di lapangan penumpukkan peti kemas. "Tambahan jumlah A-RTG merupakan langkah modernisasi peralatan Pelindo III. A-RTG dari sisi man power sangat efisien, karena satu operator bisa mengoperasikan hingga empat unit alat," ujarnya.
Selain itu juga lebih safety karena tidak ada lagi operator manusia yang bertugas di dalam alat RTG dan blok lapangan penumpukan. Sehingga bisa menjadi efisiensi dan
safety sekaligus. Selain itu, kata Agung, proses behandle atau pemeriksaan peti kemas impor juga akan dipercepat prosesnya dengan menggunakan aplikasi teknologi informasi. Saat ini dua gate tambahan tengah dibangun untuk mempercepat akses ke terminal. "Kemudian di sisi perairan, akan terus merevitalisasi kolam pelabuhan agar tetap sedalam -12 meter low water spring/rata-rata permukaan air, sehingga kegiatan sandar dan bongkar muat kapal tidak terganggu karena selalu sesuai dengan jangkauan peralatan," ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima Kontan.co.id, Jumat (7/12). Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Azis Husaini