Sampai Oktober 2021, PTPP bukukan perolehan kontrak baru Rp 15,4 triliun



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT PP Tbk (PTPP) mencatatkan, perolehan kontrak baru sebesar Rp 15,4 triliun hingga Oktober 2021. Adapun capaian kontrak baru itu tumbuh 15,07% secara year on year (yoy).

Namun, jumlah ini masih jauh dari target kontrak baru yang ditetapkan perusahaan pelat merah tersebut. Asal tahu saja, sebelumnya PTPP menargetkan kontrak baru perusahaan bisa mencapai Rp 30,1 triliun sepanjang tahun ini.

Raihan kontrak baru yang sudah dikantongi PTPP ini berasal dari beberapa proyek jumbo. Seperti Junction Dawuan Tol dengan nilai Rp 825 miliar, Pegadaian Tower sebesar Rp 594 miliar, Dredging Benoa Rp 583 miliar, Gedung Kejaksaan Agung RI sebesar Rp 500 miliar dan Kantor Gubernur Papua senilai Rp 357 miliar.


Kemudian ada juga proyek Gedung Airport Labuan Bajo sebesar Rp 357 miliar, Jalan KIT Batang Fase 1.4 senilai Rp 350 miliar, Penataan Kasawan Pura Besakih sebesar Rp 344 miliar, Mandalika Infrastructure Fase 2 dengan nilai Rp 342 miliar.

Baca Juga: PTPP akan melebarkan sayap ke pasar konstruksi luar negeri

Sekretaris Perusahaan PTPP Yuyus Juarsa mengatakan, perusahaan tidak patah semangat dan masih membidik beberapa proyek sampai akhir tahun ini. Diantaranya, proyek jalan tol, pabrik atau factory, beberapa bendungan, IPAL, dan lain sebagainya.

“Ditambah lagi dengan rencana-rencana pemerintah untuk melanjutkan pengembangan Tol Sumatra, Proyek Strategis Nasional dan rencana pembuatan ibu kota baru yang pastinya akan memberikan pertumbuhan market konstruksi yang cukup signifikan,” ujar dia kepada Kontan.co.id, Kamis (2/11).

Adapun, perseroan juga berupaya menargetkan adanya pertumbuhan kontrak baru  pada tahun 2022. Namun, saat ini manajemen masih dalam proses penyusunan outlook 2022.

 
PTPP Chart by TradingView

“Manajemen akan menyampaikan target perusahaan tahun 2022 pada akhir bulan Desember nanti,” tambah dia.

Yuyus menambahkan, mengenai peluang-peluang kontrak baru di tahun depan dinilai akan semakin menantang. Hal itu didorong karena pemerintah yang akan menurunkan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) dibidang kontruksi sebesar 14% dari Rp 417 triliun menjadi Rp 384 triliun.

“Sehingga hal itu membuat PTPP akan lebih kreatif dalam melihat peluang kontrak baru. Selain pada proyek-proyek pemerintah, PTPP juga berfokus pada market kontrak baru dengan owner BUMN dan kerjasama BUMN,” pungkas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari