JAKARTA. PT PP London Sumatera Indonesia Tbk (LSIP) tampak belum terlalu agresif mengembangkan bisnisnya. Ini terlihat dari belanja modal atau capital expenditure (capex) yang terserap Rp 600 miliar sampai September. Jumlah tersebut baru berporsi 60% terhadap total capex Rp 1 triliun. Di situ, sepertiga atau sekitar Rp 200 miliar digunakan untuk penanaman baru. Kemudian, dua per tiga atau sekitar Rp 400 miliar dipakai untuk infrastruktur seperti pembangunan jalan, perumahan, dan semua penunjang kegiatan operasional. Tak seperti sang induk PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP) yang memangkas capex sekitar 20% sampai 30%. Meskipun tak agresif, LSIP masih yakin terhadap penyerapan belanja modalnya.
Sampai September, LSIP baru serap capex 60%
JAKARTA. PT PP London Sumatera Indonesia Tbk (LSIP) tampak belum terlalu agresif mengembangkan bisnisnya. Ini terlihat dari belanja modal atau capital expenditure (capex) yang terserap Rp 600 miliar sampai September. Jumlah tersebut baru berporsi 60% terhadap total capex Rp 1 triliun. Di situ, sepertiga atau sekitar Rp 200 miliar digunakan untuk penanaman baru. Kemudian, dua per tiga atau sekitar Rp 400 miliar dipakai untuk infrastruktur seperti pembangunan jalan, perumahan, dan semua penunjang kegiatan operasional. Tak seperti sang induk PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP) yang memangkas capex sekitar 20% sampai 30%. Meskipun tak agresif, LSIP masih yakin terhadap penyerapan belanja modalnya.