Sampoerna Agro akan segera tanami kebun karet



JAKARTA. PT Sampoerna Agro Tbk bersiap menggarap bisnis baru, yaitu perkebunan karet. Sampoerna Agro akan mulai menanami lahan karet PT Hutan Ketapang Industri, yang baru diakuisisi pertengahan Juli 2012.

"Kami mulai menanami lahan tersebut tahun ini, baru sedikit kurang dari 1.000 ha," ujar Michael Kusuma, Kepala Hubungan Investor Sampoerna Agro, Senin (23/7).

Manajemen enggan mengungkapkan kebutuhan investasi untuk penanaman karet itu. Yang pasti, anggaran penanaman karet sudah dialokasikan dalam belanja modal atau capital expenditure (capex) tahun ini.


Tahun ini, emiten berkode saham SGRO itu menganggarkan capex senilai Rp 1,1 triliun. Sebanyak 80% capex digunakan untuk pengembangan lahan sawit, bisnis inti Sampoerna Agro.

Sisa capex baru dianggarkan untuk ekspansi di kebun karet maupun sagu. Berhubung masih awal, target penanaman karet masih sedikit dari total lahan yang dimiliki perusahaan. Luas lahan karet Sampoerna Agro saat ini mencapai 102.000 ha.

Sebanyak 100.000 ha lahan berada di Ketapang, Kalimantan Barat, dan dimiliki Hutan Ketapang. Perusahaan itu diakuisisi oleh Sampoerna Agro melalui dua anak usahanya, yakni PT Sungai Menang dan PT Pertiwi Lenggara Agromas.

Sampoerna Agro membelinya senilai US$ 7,8 juta dari PT Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk dan PT Nusantara Bhakti Jayaraya.

Diversifikasi usaha ke perkebunan karet menjadi fokus perseroan ini untuk jangka menengah dan panjang. "Kami juga ingin lebih berhati-hati dalam melakukan penanaman karet agar hasilnya memuaskan," jelas Michael.

Berhubung penanaman baru dimulai tahun ini, kontribusi sektor usaha baru ini belum akan dinikmati Sampoerna tahun ini. Karet membutuhkan waktu 5 - 6 tahun untuk bisa menghasilkan getah. Dus, paling cepat, Sampoerna Agro mengantongi pendapatan dari karet pada 2017 atau 2018 "Diversifikasi ke karet dan sagu adalah untuk mengimbangi bisnis inti kami," imbuh Michael.

Di sisi lain, ekspansi di bisnis utama emiten ini, yakni perkebunan sawit, terus digeber. Tahun ini, Sampoerna menargetkan penanaman kelapa sawit di lahan seluas 5.000 ha - 10.000 ha. Kebutuhan investasi mencapai Rp 45 juta - Rp 50 juta per ha.

Dengan penanaman itu, luas lahan tertanam Sampoerna menjadi 114.000 ha - 119.000 ha, akhir tahun ini. Perusahaan juga menjajaki pembangunan pabrik kelapa sawit di Kalimantan Barat, berkapasitas 30 ton - 60 ton tandan buah segar per jam. Kebutuhan dana pembangunan pabrik itu mencapai Rp 145 miliar. Pembangunan akan dimulai pada akhir tahun ini atau awal 2013.

Tahun ini, emiten ini mengejar target produksi CPO berkisar 362.250 ton - 379.500 ton atau 5% -10% dari realisasi produksi CPO tahun lalu. Harga SGRO ditutup turun 1,6% menjadi Rp 3.075 per saham, Senin (23/7).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Ruisa Khoiriyah