Sampoerna Agro (SGRO) Siapkan Capex hingga Rp 700 Miliar pada Tahun 2024



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) menyiapkan belanja modal atau capex sebesar Rp 400 miliar sampai Rp 700 miliar di tahun 2024. 

Head of Investor Relation SGRO Stefanus Darmagiri mengatakan, 40% alokasi capex untuk kegiatan perkebunan dan sisanya 60% untuk kegiatan non-perkebunan. 

Saat ini perseroan memiliki kurang lebih 132.000 hektare Perkebunan Kelapa Sawit, di mana sekitar 82.000 hektar merupakan kebun inti dan 50.000 hektar merupakan kebun plasma. 


Baca Juga: Begini Strategi Sampoerna Agro (SGRO) Menghadapi La Nina

"Kami memiliki 8 Pabrik Kelapa Sawit dengan total kapasitas sekitar 515 ton TBS per jam," katanya kepada Kontan.co.id, Rabu (20/3). 

Stefanus menambahkan, untuk mempertahankan produksi tandan buah segar (TBS) maupun Crude Palm Oil (CPO), perseroan akan tetap fokus dalam meningkatkan kinerja operasional dengan terus melanjutkan program intensifikasi yang telah berjalan pada tahun sebelumnya seperti mekanisasi, water management sistem, dan peningkatan infrastruktur serta digitalisasi untuk meningkatkan monitoring, efektifitas produksi dan efisiensi kerja di kebun.

 
SGRO Chart by TradingView

Hal itu juga dilakukan lantaran, produksi sawit masih dibayangi efek El Nino atau kemarau berkepanjangan yang terjadi di tahun lalu. Fenomena ini dinilai dapat menurunkan produksi sawit, baik untuk TBS maupun CPO. 

Baca Juga: SGRO Tetap Optimistis Produksi CPO Tumbuh 5% Tahun Ini Meski Terdampak El-Nino

Perseroan mengaku memang merasakan dampak kemarau panjang itu. Ia melihat dampak El-Nino sudah mulai terasa di awal tahun 2024, akan tetapi perseroan melihat dampak El-Nino kali ini tergolong moderate

"Dampak El-Nino diperkirakan mulai terasa pada awal tahun 2024, akan tetapi kami melihat dampak El-Nino kali ini tergolong moderate," jelasnya. 

Pasca Elnino yang terjadi, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) juga memprediksi fenomena La Nina atau hujan ekstrem akan terjadi di semester dua tahun ini. 

Dalam menghadapi La-Nina pada 2024, SGRO akan melakukan strategi  dengan menerapkan water management system melalui pengelolaan saluran air untuk mengantisipasi terjadinya curah hujan dengan intensitas tinggi yang dapat menyebabkan banjir.

Di samping itu, Perseroan terus melakukan pemeliharaan infrastruktur seperti akses jalan, dan jembatan untuk mencegah terhambatnya evakuasi panen TBS pada saat musim hujan.

Baca Juga: SGRO Memacu Produksi Sawit

Dengan antisipasi ini, SGRO memproyeksikan pertumbuhan laba dan pendapatan pada 2024 akan dipengaruhi oleh pergerakan harga jual CPO, dimana sangat bergantung kepada mekanisme pasar (supply dan demand) serta fluktuatif harga.

Adapun untuk harga CPO diperkirakan akan tetap solid pada semester pertama 2024, yang ditopang dengan adanya bulan Ramadhan yang akan dimulai awal Maret 2024 dan fully implementation dari program B35.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto