Samsung Electronics Tunjuk TM Roh Co-CEO: Strategi Baru Perkuat Bisnis DX



KONTAN.CO.ID - SEOUL. Samsung Electronics pada Jumat (21/11/2025) mengumumkan pengangkatan kepala divisi mobile TM Roh sebagai co-CEO baru sekaligus pemimpin divisi device experience (DX) yang membawahi bisnis ponsel, TV, dan peralatan rumah tangga.

Pengangkatan ini menandai kembalinya Samsung ke struktur tradisional dua CEO yang memisahkan pengawasan bisnis chip dan konsumen setelah perusahaan sempat berjalan dengan satu CEO menyusul wafatnya Han Jong-Hee pada Maret lalu.

Baca Juga: Rencana Damai 28 Poin AS Bikin Eropa Resah, Zelenskiy Siap Negosiasi Cepat


Roh sendiri telah menjabat sebagai pelaksana tugas kepala bisnis konsumen sejak April.

Ryu Young-ho, analis senior NH Investment & Securities, menilai langkah Samsung sebagai keputusan “aman dan dapat diprediksi”, serta mencerminkan dorongan perusahaan untuk memperkuat daya saing.

Menurut Ryu, dua bisnis Samsung yang berkinerja paling kuat tahun ini adalah memori dan mobile.

Dengan menunjuk TM Roh sebagai co-CEO, perusahaan menunjukkan fokus lebih besar pada kedua divisi tersebut.

Ia menambahkan bahwa bisnis memori tengah diuntungkan oleh kondisi pasar yang positif dan menunjukkan kemajuan dalam upaya Samsung memperkecil ketertinggalan dari para pesaing di perlombaan chip AI, di bawah kepemimpinan co-CEO Jun Young-hyun.

Perombakan manajemen ini menyusul penunjukan kepala baru Business Support Office awal bulan ini, sebuah unit strategis penting yang melayani ketua Samsung Group, Jay Y. Lee.

Baca Juga: Bursa Korea Selatan Anjlok Lebih dari 3% Jumat (21/11) Pagi, Ada Apa?

Unit tersebut berfungsi sebagai pusat strategi yang mengoordinasikan berbagai bisnis dan afiliasi dalam konglomerat terbesar Korea Selatan, yang merentang dari chip hingga smartphone, galangan kapal, dan farmasi.

Saham Samsung Electronics turun 4,2% pada pukul 01.05 GMT, dibandingkan penurunan 3,2% pada indeks acuan KOSPI.

Analis mengatakan pelemahan saham tidak terkait dengan perubahan manajemen, melainkan mengikuti tren penurunan saham Asia setelah teknologi AS melemah akibat kekhawatiran valuasi AI dan data ketenagakerjaan AS yang tidak memberikan kejelasan arah suku bunga.

Selanjutnya: Fakta Mengejutkan: Uang Rp 5 Juta Tahun 2000 Lebih Besar dari Rp 10 Juta Saat Ini

Menarik Dibaca: Harga Emas Antam Hari Ini Jumat 21 November 2025 Turun