Samsung Melirik Bing Milik Microsoft, Saham Alphabet Turun Hampir 4%



KONTAN.CO.ID - SAHAM Alphabet Inc turun hampir 4% pada hari Senin (17/4). Setelah sebuah laporan menyebutkan, Samsung Electronics sedang mempertimbangkan untuk mengganti Google dengan Bing milik Microsoft sebagai mesin pencari default pada perangkatnya.

Laporan tersebut, yang diterbitkan oleh New York Times selama akhir pekan, menggarisbawahi tantangan yang berkembang yang dihadapi bisnis mesin pencari Google senilai US$162 miliar per tahun dari Bing - pemain kecil yang menjadi terkenal baru-baru ini setelah integrasi teknologi kecerdasan buatan di belakang ChatGPT.

Reaksi Google terhadap ancaman tersebut adalah "panik" karena perusahaan memperoleh pendapatan tahunan sekitar US$3 miliar dari kontrak Samsung, kata laporan itu, mengutip pesan internal.


Dimana US$20 miliar lainnya terkait dengan kontrak Apple serupa yang akan diperbarui tahun ini, tambah laporan itu.

Alphabet dan Samsung tidak segera menanggapi permintaan komentar dari Reuters.

Baca Juga: Saingi OpenAI, Elon Musk Berencana Bikin Perusahaan AI

Google telah mendominasi pasar mesin pencarian selama beberapa dekade dengan pangsa lebih dari 80%, tetapi Wall Street khawatir perusahaan tersebut dapat tertinggal dari Microsoft dalam perlombaan AI yang bergerak cepat.

Perusahaan induk Alphabet kehilangan nilai US$100 miliar pada 8 Februari setelah chatbot barunya, Bard, membagikan informasi yang tidak akurat dalam video promosi dan acara perusahaan gagal memukau.

Pada hari Senin, saham turun menjadi US$104,90 dan menghapus hampir US$50 miliar dari kapitalisasi pasar Alphabet. Microsoft, sementara itu, mengungguli pasar yang lebih luas dengan kenaikan 1%.

"Investor khawatir Google telah menjadi monopoli yang malas dalam pencarian dan perkembangan beberapa bulan terakhir telah menjadi peringatan," kata analis Atlantic Equities James Cordwell.

Cordwell menambahkan potensi biaya yang terkait dengan membuat Google Penelusuran lebih kompetitif daripada Bing yang didukung AI juga bisa menjadi penyebab kekhawatiran.

Laporan NYT mengatakan, Google berlomba untuk membangun mesin pencari bertenaga AI baru yang akan menawarkan pengalaman yang lebih personal daripada layanannya saat ini, yang juga akan ditingkatkan dengan fitur AI.

Editor: Yudho Winarto